Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan arahan saat peluncuran Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis di Kantor Kelurahan Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTOProgram Cek Kesehatan Gratis (CKG) sudah berjalan kurang lebih empat bulan sejak diluncurkan Februari 2025. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, sudah 8,7 juta masyarakat yang memanfaatkan CKG untuk pemeriksaan kesehatan mereka.Salah satu yang disoroti Budi Gunadi adalah jumlah perempuan yang memanfaatkan CKG lebih banyak dibandingkan laki-laki."Tapi saya bisa sampaikan bahwa lebih banyak perempuan yang melakukan cek kesehatan gratis dibandingkan laki-laki. Jadi ini adalah panggilan buat saya sendiri sebagai laki-laki untuk memberikan contoh agar kita juga harus mau hidup lebih sehat," ungkap Budi Gunadi dalam konferensi pers virtual di YouTube Kemenkes, Kamis (12/6)."Data menunjukkan bahwa usia hidup rata-rata wanita itu sudah di atas laki-laki. Saya rasa inilah penyebabnya salah satu. Karena kita laki-laki tidak serajin, istri kita, anak kita perempuan, yang melakukan cek kesehatan gratis," imbuh dia.Sementara itu, peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia , dr. Iwan Ariawan, membeberkan data jumlah masyarakat Indonesia yang sudah melakukan CKG sebanyak 8.623.665 orang. Dengan rincian 5.366.372 orang perempuan (62,24 persen) dan laki-laki 3.257.293 orang (37,76 persen)."Jadi, 2 per 3-nya adalah perempuan. Padahal kita tahu penduduk kita itu 50-50, 50 persen laki-laki, 50 persen perempuan. Jadi, laki-laki kesadarannya masih kurang untuk datang untuk melakukan kesehatan gratis," ujar dr. Iwan.Kemenkes mencatat tiga provinsi tertinggi pencapaian CKG, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.Temuan Kemenkes soal Masalah Kesehatan yang Paling Banyak Dialami MasyarakatMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan) berbincang dengan warga yang melakukan cek kesehatan gratis di Puskesmas Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (14/2/2025). Foto: ANTARA FOTO/Umarul FaruqKemenkes mencatat sejumlah masalah kesehatan yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia selama CKG dijalankan. Ternyata paling banyak adalah masalah kesehatan gigi, Moms."Nah masalah kesehatan gigi ini tinggi sekali terjadi di masyarakat Indonesia. Dan saya akui memang kadang-kadang kita kurang perhatian ke kesehatan gigi ini. Padahal, ini penting di anak-anak untuk menjaga asupan gizi, dan kemudian juga untuk menjaga kesehatan gigi," tutur Budi.Masalah kesehatan terbanyak selanjutnya adalah hipertensi, diabetes, dan obesitas. Budi Gunadi mengingatkan ketiga penyakit ini merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung dan stroke, sebagai penyebab kematian pertama dan kedua di Indonesia.Senada, dr. Iwan mengemukakan kegemukan atau obesitas sentral merupakan masalah kesehatan yang paling sering ditemukan. Kondisi ini bisa diukur lewat lingkar pinggang, yaitu lebih dari 90 cm untuk laki-laki dan lebih dari 80 cm untuk perempuan."50 persen atau 1 dari 2 perempuan yang melakukan cek kesehatan gratis, itu ada obesitas sentral. Pada laki-laki, seperempatnya, 1 dari 4. Tinggi ini [masyarakat dengan obesitas]," ucap dr. Iwan.dr. Iwan menegaskan obesitas sentral kemungkinan karena masyarakat memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes. Sehingga, risiko obesitasnya jadi lebih tinggi. Padahal, kedua penyakit ini menjadi faktor risiko penyakit lainnya yang lebih fatal, yaitu jantung dan stroke."Jadi, pada peserta cek kesehatan gratis, itu 20,9 persen itu ada tekanan darah tinggi atau hipertensi. 5,9 persennya itu sudah terdeteksi menderita diabetes. Mereka-mereka ini berisiko untuk mengalami stroke, penyakit jantung, maupun gagal ginjal," jelas dr. Iwan.Tekanan darah tinggi atau hipertensi rupanya sudah mulai banyak dialami oleh dewasa muda atau usia 18 tahun. Sementara di kelompok usia 40 tahun ke atas, 1 dari 3 orang memiliki hipertensi."Sedangkan untuk diabetes juga sama, ini sudah dimulai pada usia muda. Dan kalau pada usia 40 tahun ke atas itu sudah 1 dari 10 orang, jadi 1 dari 10 orang yang ada di sekitar kita itu mengalami diabetes atau penyakit gula atau gula darahnya tinggi," ungkap dia.Maka dari itulah, ia mengajak masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan CKG untuk mengidentifikasi masalah kesehatan lebih dini, sehingga bisa dilakukan pengobatan bila diperlukan. Selain itu, ia berpesan untuk memperbaiki gaya hidup untuk mencegah terjadinya penyakit seperti stroke, jantung, ginjal, dan lainnya. Seperti rutin berolahraga, mengurangi makanan dan minuman manis, asin, dan berlemak.Dan terakhir, seperti disebutkan Menkes Budi Gunadi sebagai yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia, masalah gigi rupanya dialami 50-60 persen mereka yang mengikuti CKG. Mengingat jumlahnya yang banyak, dr. Iwan melihat masalah gigi harus diberi perhatian lebih, karena gigi dan mulut yang sakit pun bisa menyebabkan penyakit lainnya."Hampir separuh, bahkan lebih dari separuh dari peserta CKG ini punya masalah dengan giginya. Masalah itu, maksudnya di sini adalah giginya berlubang, giginya hilang, giginya goyang, atau gusinya turun. Nah ini 50-60 persen punya masalah ini," tutup dr. Iwan