Warga membungkus daging kurban dengan daun jati di Masjid Margoyuwono, Kraton, Yogyakarta, Jumat (6/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Hendra NurdiyansyahSetiap kali beli daging, masalahnya selalu sama yaitu penyimpanan. Apalagi saat momen kurban. Daging yang seharusnya dibagikan dan dinikmati bersama, bisa jadi keburu rusak karena terlalu lama di suhu ruang. Ya, daging segar memang harus disimpan di suhu dingin supaya kualitasnya tetap terjaga. Kalau terlalu lama di suhu ruang, bukan cuma tekstur dan aroma yang berubah, tapi juga muncul risiko kesehatan. Tapi tenang, kamu enggak perlu khawatir lagi karena sekarang Tim peneliti dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) telah menciptakan sebuah pad penyerap inovatif, semacam bantalan penyerap cairan yang bisa menjaga kesegaran daging meski harus berlama-lama ditaruh di suhu ruang. Peneliti BRIN bikin inovasi pad penyerap yang dibuat rempah-rempah. Foto: Dok. BRINPad ini terbuat dari bahan alami seperti kitosan, hidroksietil selulosa, serta diperkaya minyak rempah-rempah seperti cengkeh dan kayu manis. Selain menyerap cairan daging sampai 21,9%, pad ini juga mampu menghambat pertumbuhan mikroba hingga 1,45 CFU/g sehingga bisa tahan selama 4 hari saat disimpan di suhu ruang.Cara penggunaan pad ini pun cukup mudah. Bantalan penyerap diletakkan di bawah produk pangan segar untuk menyerap cairan yang dilepaskan oleh daging selama penyimpanan. Sebab, material bantalan memiliki daya serap tinggi terhadap air dan kelembapan sehingga menghambat mikroba, serta memperpanjang masa simpan daging.Inovasi ini enggak cuma bikin daging lebih awet, tapi juga ramah lingkungan. Bahan padnya biodegradable, mendukung industri kemasan pangan segar, dan jadi alternatif pad komersial yang lebih berkelanjutan."Riset ini merupakan karya anak bangsa untuk ketahanan pangan dan pengurangan food loss. Teknologi ini berusaha menjawab kebutuhan praktis pelaku industri pangan sekaligus melestarikan kekayaan rempah Indonesia dalam solusi ramah lingkungan," kata Periset Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, Nur Alim Bahmid, dikutip dari akun media sosial BRIN Indonesia, Selasa (10/6).