AS dan Israel Kritik Sanksi Terhadap Menteri Sayap Kanan Ben-Gvir serta Smotrich

Wait 5 sec.

Pengumuman sanksi terhadap Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich. (Twitter/@FCDOGovUK)JAKARTA - Amerika Serikat dan Israel mengkritik sanksi yang dijatuhkan terhadap menteri sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir serta Bezalel Smotrich pada Hari Selasa.Inggris, Australia, Kanada, Selandia, Norwegia menjatuhkan sanksi terhadap kedua menteri yang dinilai memicu kekerasan terhadap rakyat Palestina.Dalam cuitannya di media sosial X Menteri Luar Negeri Marco Rubio menuliskan, AS mengutuk tindakan tersebut. Ia mengatakan tindakan tersebut tidak akan memajukan upaya yang dipimpin AS untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, mengakhiri perang di sana dan membawa pulang sandera dari Israel."Kami menolak gagasan kesetaraan: Hamas adalah organisasi teroris. Kami mengingatkan mitra kami untuk tidak melupakan siapa musuh sebenarnya," kata Menlu Rubio, menuntut pencabutan sanksi, seperti melansir Reuters 11 Juni.Sedangkan Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan, tindakan oleh kelima negara itu "keterlaluan" dan Pemerintah Israel akan mengadakan pertemuan khusus awal minggu depan untuk memutuskan bagaimana menanggapinya.Menanggapi keputusan Inggris untuk menjatuhkan sanksi kepadanya dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir menyatakan "penghinaan terhadap Buku Putih," membandingkan langkah tersebut dengan kertas kebijakan Inggris tahun 1939 yang membatasi imigrasi Yahudi ke Mandat Palestina."Kami selamat dari Firaun, kami juga akan selamat dari Keir Starmer," ujarnya dalam sebuah pernyataan, menyebut Perdana Menteri Inggris, seperti dilansir dari The Times of Israel."Saya akan terus bekerja untuk Israel dan rakyat Israel tanpa rasa takut atau intimidasi!" lanjutnya.Sedangkan Smotrich yang berbicara dalam peresmian permukiman baru Yahudi di Tepi Barat, Hebron Hills, mengatakan "waktunya tidak bisa lebih baik lagi." Smotrich juga menyebut keputusan itu sebagai "Buku Putih.""Inggris telah mencoba sekali untuk mencegah kami membangun tempat lahirnya tanah air kami dan kami tidak akan membiarkannya melakukannya lagi," katanya."Kami bertekad untuk terus membangun," tambahnya.