Konflik Iran-Israel dan Harga Minyak Bikin Pemangkasan Suku Bunga The Fed Tertunda

Wait 5 sec.

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (Pixabay)JAKARTA — Harapan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agar Federal Reserve (The Fed) segera memangkas suku bunga acuan diperkirakan belum akan terwujud dalam waktu dekat. Selain ketidakpastian kebijakan ekonomi Trump, meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel menjadi faktor baru yang memperumit situasi.Israel dilaporkan meluncurkan serangan besar-besaran ke sejumlah fasilitas militer dan nuklir Iran, yang langsung memicu lonjakan harga minyak dunia. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan tekanan inflasi lanjutan di AS.“Apabila konflik semakin dalam dan harga minyak bertahan tinggi, itu akan menambah tantangan bagi The Fed, terutama dengan potensi kenaikan tarif yang juga bisa mendorong inflasi,” ujar ekonom senior global Citigroup, Robert Sockin, dikutip CNN International, Minggu, 15 Juni.Menurut Sockin, The Fed masih berhati-hati dan cenderung menunggu kepastian dampak kebijakan tarif sebelum mengambil langkah pemangkasan suku bunga. Ia memperkirakan langkah tersebut baru mungkin dilakukan pada akhir 2025.Kepala Ekonom Wells Fargo, Jay Bryson, menambahkan bahwa jika harga minyak tetap tinggi akibat konflik di Timur Tengah, maka inflasi bisa meningkat, terutama bila eskalasi konflik berlanjut.Kebijakan Presiden Trump, termasuk soal perdagangan dan imigrasi, disebut turut menciptakan tekanan pada harga dan pasar tenaga kerja, serta membuat proyeksi ekonomi semakin sulit diprediksi.Saat ini, pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan terjadi pada Oktober 2025. Sementara itu, proyeksi resmi The Fed terkait arah kebijakan moneter akan dirilis dalam pertemuan dua hari pekan depan.