Harga Minyak Mentah Melesat 4 Persen Imbas Ketegangan AS-Irak

Wait 5 sec.

Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai (offshore). Foto: SINCHAI_B/ShutterstockHarga minyak mentah mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Rabu (11/6) karena ketegangan di Timur Tengah. Batu bara juga menguat dipengaruhi penurunan permintaan.Sementara itu, CPO hingga nikel menurun juga karena lemahnya permintaan dari China. Berikut rangkumannya dari berbagai sumber.Minyak MentahHarga minyak mentah melesat pada perdagangan Rabu, ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan, setelah sumber mengatakan AS sedang bersiap untuk mengevakuasi kedutaan besarnya di Irak karena meningkatnya kekhawatiran keamanan di Timur Tengah.Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 4,34 persen menjadi USD 69,77 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 4,88 persen menjadi USD 68,15 per barel. Brent dan WTI mencapai level tertinggi sejak awal April.Batu BaraSedangkan harga batu bara juga menguat pada penutupan perdagangan Rabu. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga batu bara naik tipis 0,77 persen berada di posisi USD 104.45 per ton.Harga batu bara Newcastle berjangka berada di level terendah 2 pekan pada pertengahan Juni, karena kekhawatiran atas melemahnya permintaan dari China. Sebuah kelompok industri memperingatkan impor batu bara China dapat turun sebanyak 100 juta metrik ton pada tahun 2025, setara dengan penurunan tahunan sebesar 18,4 persen.CPOHarga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menurun pada penutupan perdagangan Rabu. Harga CPO berdasarkan tradingeconomics turun 0,65 persen menjadi MYR 3.839 per ton.CPO berjangka Malaysia menurun karena stok CPO akhir Mei naik 6,65 persen dari April menjadi 1,99 juta metrik ton. Sementara itu, produksi CPO tumbuh sebesar 5,05 persen menjadi 1,77 juta ton. Harga berjangka mendekati level terendah dalam tujuh bulan, tertekan oleh konsumsi yang lemah dari pembeli utama China dan taruhan pertumbuhan produksi yang berkelanjutan hingga September.NikelHarga nikel terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Rabu. Harga nikel berdasarkan tradingeconomics menurun 0,91 persen menjadi USD 15.190 per ton.Harga nikel berjangka diperdagangkan sekitar USD 15.000 per ton, mendekati level terendah lebih dari empat tahun di USD 14.150 yang dicapai pada April, karena kekhawatiran kelebihan pasokan terus berlanjut meskipun Indonesia baru-baru ini mendorong standar ESG yang lebih ketat. Peluncuran forum ESG nasional pertama di Indonesia menandakan peralihan ke produksi nikel yang lebih berkelanjutan, yang bertujuan untuk memenuhi peraturan lingkungan global yang semakin ketat.TimahSementara itu, harga timah juga mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Rabu. Harga timah berdasarkan situs London Metal Exchange (LME) turun tipis 0,18 persen dan menetap di USD 32.650 per ton.Menurut catatan tradingeconomics, harga timah membaik di tengah pemulihan arus perdagangan di China dan ancaman terhadap pasokan. AS dan China menurunkan tarif impor, mendukung sektor manufaktur utama. Pabrik-pabrik juga didukung oleh PBoC yang menurunkan suku bunga acuan pinjaman dan suku bunga likuiditas untuk merangsang permintaan.