Polisi Uji Balistik 17 Peluru dalam Kasus Penembakan WN Australia di Bali

Wait 5 sec.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Ariasandy di Denpasar, Minggu (15/6/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparanPolisi melakukan uji balistik terhadap 17 selongsong peluru, 2 proyektil, dan 55 pecahan proyektil yang ditemukan terkait kasus penembakan terhadap 2 WN Australia di Bali.Uji Balistik ini bertujuan untuk mengetahui jenis pistol yang digunakan pelaku menembak kedua korban. Para korban adalah Zivan Radmanovic (laki-laki, 32 tahun) dan Sanar Ghanim (laki-laki, 34). Zivan tewas dan Sanar masih dalam perawatan."Kita kan belum tahu ya apakah ini peluru ditembakkan oleh senjata pabrikan, non pabrikan, rakitan, kita belum tahu itu. Kita tunggu hasil dari labfor pada saat pemeriksaan uji balistik," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Ariasandy, Senin (16/6).Kendati banyak peluru, polisi belum bisa memastikan apakah kedua korban sempat melawan pelaku.Namun, polisi tidak menemukan adanya pistol di lokasi kejadian. "Tidak ada (barang bukti pistol diamankan di lokasi kejadian)," katanya.Istri Korban Jadi SaksiLubang bekas tembakan terlihat di kaca bangunan vila yang menjadi TKP peristiwa penembakan terhadap dua orang warga negara Australia di kawasan Desa Munggu, Badung, Sabtu (14/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Fikri YusufPeristiwa penembakan itu terjadi di sebuah vila di Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (14/6) sekitar pukul 00.15 WITA.Menurut keterangan para saksi, saat kejadian, terdengar bunyi pintu didobrak dan beberapa kali tembakan. Salah satu saksi, Gourdeas Jazmyn, (perempuan, 30), yang merupakan istri Zivan, mendengar suaminya ditembak di dalam kamar mandi.Usai kejadian itu, Gourdeas mendengar tembakan dari luar kamarnya. Gourdeas keluar dari kamarnya dan menemukan Sanar dalam kondisi berlumuran darah.Dalam kasus ini, Zivan tewas dengan luka tembak pada kaki kanan, dua luka tembak pada dada kiri, luka robek pada pelipis, luka robek pada hidung, dan luka robek pada bahu kiri.Berdasarkan keterangan Gourdeas, terduga pelaku merupakan dua orang WNA mengenakan jaket hijau, menggunakan masker dan helm gelap serta mengendarai motor matik. Pelaku berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris beraksen Australia."Pelaku masih dalam penyelidikan," katanya.