Paguyuban Demak Desak Presiden Prabowo Tuntaskan Banjir Rob Sayung

Wait 5 sec.

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo bersama Pejabat PU hadir langsung dalam Istighosah yang diadakan PCNU Demak, mewakili Presiden Prabowo Subianto, Minggu (15/6). (IST).JAKARTA — Banjir rob yang melanda Kecamatan Sayung, Demak, kian mengkhawatirkan. Bertahun-tahun dibiarkan, ribuan rumah, tambak, dan jalan nasional terendam air laut. Masyarakat tak lagi sekadar berharap—mereka mendesak.Seruan itu datang dari Paguyuban Demak Bintoro Nusantara (PDBN) yang menyuarakan aspirasi warga Sayung, termasuk para perantau. Mereka berharap Presiden Prabowo Subianto turun tangan langsung menyelesaikan bencana yang telah berubah menjadi krisis permanen.Dalam kegiatan istighosah yang digelar PCNU Demak, Minggu (15/6), Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggoro hadir mewakili Presiden. Kehadirannya dinilai sebagai isyarat awal bahwa pemerintah mulai memberi perhatian serius pada banjir rob Sayung yang selama ini terkesan diabaikan.Tokoh masyarakat Demak di Jakarta, H. Hasan Fatoni, berharap langkah itu bukan sekadar simbolik. Ia menegaskan perlunya komitmen konkret dari Presiden dan jajaran kementerian.“Ini bukan bencana baru. Masyarakat sudah menunggu terlalu lama. Saatnya pemerintah pusat ambil alih,” ujar Hasan seperti dikutip dalam pernyataan resmi PDBN, Senin (16/6).Selain Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo yang mewakili Presiden Prabowo Subianto, hadir pula Pejabat PU hadir langsung dalam Istighosah yang diadakan PCNU Demak. Dari Demak ada Wabup KH. Muhammad Badrudin, Ketua PCNU KH. Muhammad Amin, dll. Minggu (15/6). (IST).Sebagai Wakil Ketua Umum Paguyuban Demak, Hasan menilai forum ini bukan sekadar wadah silaturahmi. PDBN, katanya, menjadi jembatan strategis yang mendorong kolaborasi antara warga Demak dan pemerintah daerah.“Kita butuh sinergi. Fokus saja pada kerja nyata. Tak perlu hiraukan hal-hal tak penting,” tegas Hasan, yang juga Ketua Komtap Teknologi Tepat Guna UMKM di KADIN Pusat.Ia menambahkan, seluruh anggota paguyuban siap mewakafkan waktu dan energi untuk kemajuan Demak. “Sisa waktu usai kerja harus dimanfaatkan untuk kontribusi nyata. Baik sendiri maupun bersama. Karena kami cinta tanah kelahiran kami,” ucapnya.Ketua Dewan Pembina PDBN, Mayjen TNI (Purn) Hartomo, menyoroti penyebab utama banjir rob Sayung: permukaan laut yang terus naik, sementara daratan terus turun. Menurutnya, solusi teknis seperti pembangunan bendungan laut atau relokasi massal harus dipertimbangkan.“Jika wilayah itu strategis, seperti pusat industri atau pemerintahan, maka bendungan laut menjadi pilihan utama. Tapi jika hanya pemukiman biasa, relokasi bisa lebih efisien,” ujar mantan Kabais TNI ini.Sementara itu, pakar administrasi publik asal Demak, Prof. Dr. Hanif Nurcholis, menyebut banjir rob Sayung bukan sekadar fenomena alam, melainkan bencana nasional yang dibiarkan berlarut-larut. Ia menyebut ribuan rumah, tambak, hingga jalan utama tenggelam secara rutin. Ini, katanya, bukan lagi soal pasang surut, melainkan soal keadilan dan keselamatan warga.“Negara tidak boleh tinggal diam,” tegas Hanif, Guru Besar Universitas Terbuka sekaligus Ketua Dewan Pakar dan Litbang PDBN.Hanif menyerukan agar pemerintah segera bertindak, sesuai amanat konstitusi. Ia menyampaikan empat poin langkah konkret, yakni menetapkan Sayung sebagai kawasan terdampak rob permanen, menyusun dan menjalankan masterplan jangka panjang berbasis mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, menjamin hak warga yang kehilangan rumah, lahan, dan akses dasar dan mengalokasikan anggaran khusus untuk relokasi manusiawi dan pemulihan infrastruktur.“Ini bukan sekadar urusan teknis. Ini soal tanggung jawab negara. Kami menyerukan kepada Presiden, Gubernur, dan Bupati Demak untuk bertindak cepat. Jangan tunggu semuanya tenggelam,” pungkas Hanif.