Terkini dari Iran vs Israel: Sikap G7, Evakuasi WNI, hingga Kesepakatan Nuklir

Wait 5 sec.

Ilustrasi peta Iran dan Israel. Foto: ShutterstockKonflik terbuka antara Iran vs Israel masih berlangsung. Saling serang rudal masih terjadi, dan dunia telah memperbincangkan peristiwa destruktif itu. Negara G7 (Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Kanada, Uni Eropa) telah berkomentar dan memihak Iran, sementara Iran geram pada komentar itu. Lalu, Iran mengeklaim berhasil menghajar pusat intelijen Mossad di Tel Aviv. Mereka juga menjanjikan akan membantu evakuasi WNI serta mempersiapkan diri keluar dari perjanjian nonproliferasi nuklir. Berikut rangkuman kumparan terkait konflik tersebut. G7 Bela Israel, Tuduh Iran Sumber TerorPara pemimpin negara G7 mendukung keputusan Israel menyerang Iran pada Jumat (13/6) lalu. Dalam pernyataan bersama yang dirilis, pemimpin negara G7 menyatakan Israel berhak untuk membela diri."Kami, pemimpin G7, menegaskan kembali komitmen kami terhadap perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah," kata pernyataan bersama itu, dikutip dari Reuters, Selasa (17/6)."Dalam konteks ini, kami menegaskan bahwa Israel berhak membela diri. Kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap keamanan Israel," lanjut pernyataan bersama itu.Selain itu, G7 menyatakan pentingnya melindungi warga sipil dalam konflik Iran dan Israel. G7 juga menyebut bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir.PM Jepang Shigeru Ishiba, PM Italia Giorgia Meloni, Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Kanada Mark Carney, Presiden AS Donald Trump, PM Inggris Keir Starmer, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz di KTT G7 di Kananaskis, Alberta, Kanada, Senin (16/6). Foto: Suzanne Plunkett/ REUTERS"Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror regional. Kami secara konsisten menegaskan Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir," tegas G7.G7 juga meminta agar krisis Iran diselesaikan lewat de-eskalasi permusuhan, termasuk gencatan senjata di Gaza."Kami akan tetap waspada terhadap implikasi bagi pasar energi internasional dan siap untuk berkoordinasi, termasuk dengan mitra yang berpikiran sama, untuk menjaga stabilitas pasar," pungkas pernyataan itu.Iran Geram terhadap Sikap G7Kritik itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, menanggapi hasil pertemuan tingkat tinggi G7 yang digelar di Kananaskis, Kanada, Senin (17/6).“Negara-negara anggota G7, terutama tiga anggota tetap Dewan Keamanan PBB, harus memikul tanggung jawab hukum dan moral mereka atas tindakan agresi terang-terangan terhadap negara anggota PBB,” tulis Baghaei melalui media sosial resmi kementerian, lapor Al Jazeera.Asap mengepul pada hari kedua dari depot minyak Shahran, barat laut Teheran, Iran, Senin (16/6/2025). Foto: Atta Kenare/AFPIa menyebut ratusan warga sipil menjadi korban, fasilitas umum dan rumah warga dihancurkan, serta rumah sakit ikut jadi sasaran.“Iran membela diri terhadap agresi kejam ini. Apakah kami punya pilihan lain?” katanya.Baghaei menekankan stabilitas di kawasan hanya dapat dicapai bila agresi Israel segera dihentikan.Terkait Nuklir Iran: Akan Keluar dari Perjanjian Nonproliferasi NuklirParlemen Iran tengah menyiapkan rancangan undang-undang yang memungkinkan negara itu keluar dari Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT).Sikap ini menyusul ketegangan yang meningkat usai serangan Israel dan kritik keras dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA).Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengatakan RUU tersebut masih dalam tahap awal.Ilustrasi reaktor nuklir Iran. Foto: AFP/MAJID ASGARIPOUR / MEHR NEWS“Mengingat perkembangan terkini, kami akan mengambil keputusan yang tepat. Pemerintah wajib menegakkan undang-undang parlemen, dan kami akan berkoordinasi dalam tahap selanjutnya,” kata Baghaei dalam konferensi pers, Senin (17/6), lapor Reuters.Langkah tersebut muncul setelah Israel melancarkan serangan militer ke Iran pada Jumat lalu, sehari setelah Dewan Gubernur IAEA menyatakan Teheran melanggar kewajibannya di bawah NPT.Apa Isi dan Perjanjian NPT?Perjanjian Nonproliferasi Nuklir mulai berlaku pada 1970, dengan tujuan mencegah penyebaran senjata nuklir, menjamin hak setiap negara untuk mengembangkan energi nuklir secara damai, serta mendorong perlucutan senjata oleh lima negara pemilik senjata nuklir resmi—AS, Inggris, Prancis, China, dan Rusia.Sebanyak 191 negara menandatangani NPT.Ilustrasi Nuklir. Foto: ShutterstockNegara non-penandatangan seperti India, Pakistan, dan Israel diketahui mengembangkan atau memiliki senjata nuklir.Korea Utara keluar dari perjanjian pada 2003.NPT memungkinkan negara anggota untuk mundur jika merasa kepentingan nasionalnya terancam.Penarikan diri harus diberitahukan tiga bulan sebelumnya kepada negara anggota lainnya dan Dewan Keamanan PBB.Iran telah menandatangani NPT sejak 1970 sebagai negara non-senjata nuklir.Tapi sejak 2019, IAEA menuduh Iran gagal memberikan kerja sama penuh terkait jejak uranium yang ditemukan di lokasi yang tidak diumumkan.Iran menyebut temuan IAEA tidak berdasar secara teknis dan bermotif politik.Resolusi yang diadopsi oleh IAEA pada 13 Juni 2025 menjadi yang pertama dalam hampir dua dekade, memperkuat tekanan internasional terhadap program nuklir Iran.Seberapa Siap Iran Membangun Senjata Nuklir?Negara-negara barat, termasuk Israel selalu menuding Iran mencapai kapasitas teknis untuk memproduksi 9 bom nuklir. Ini adalah pernyataan yang ia buat, untuk membenarkan serangannya ke Iran pada Jumat (13/6) lalu. Israel juga telah menyampaikan temuan ini ke Amerika Serikat (AS). Ternyata, AS punya penilaian berbeda. Pada 25 Maret lalu, Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard, menyampaikan bahwa Iran tidak secara aktif mengejar senjata nuklir.Gambar satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan fasilitas nuklir Natanz di Iran. Foto: Maxar Technologies via APMeski demikian ia pun mengakui ada “pengikisan tabu” dalam diskursus publik Iran terkait senjata nuklir, serta peningkatan stok uranium yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk negara tanpa senjata nuklir.Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pekan ini juga memperlihatkan data berbeda dari klaim Israel.Laporan sepanjang 22 halaman itu tidak menyatakan Iran berada di ambang pembuatan senjata nuklir, namun juga tidak dapat memastikan bahwa program nuklir Iran sepenuhnya bersifat sipil.IAEA mencatat, Iran telah memperkaya uranium hingga 60%—mendekati 90% yang diperlukan untuk senjata nuklir.Jumlah uranium tersebut, jika diproses lebih lanjut, cukup untuk membuat sembilan hulu ledak.Namun, lagi-lagi belum ada bukti bahwa proses tersebut telah dilakukan.Sejak 2019, IAEA menyelidiki jejak uranium buatan manusia di tiga lokasi yang tidak dideklarasikan: Varamin, Marivan, dan Turquz Abad.Ketiganya terkait dengan program rahasia Iran yang diyakini berakhir pada 2003.Menurut Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi, Iran berulang kali gagal memberikan jawaban yang kredibel dan menghambat proses verifikasi dengan membersihkan lokasi investigasi.Iran pun belum memberikan akses ke data dari fasilitas produksi sentrifugal sejak Februari 2021, termasuk rekaman kamera pengawas.Menhan AS Sebut Trump Masih Incar Kesepakatan Nuklir dengan IranMenteri Pertahanan AS Pete Hegseth dalam wawancara dengan Fox News mengungkapkan Presiden Donald Trump tetap mengincar kesepakatan nuklir dengan Iran."Tentu saja," kata Hegseth saat ditanya apakah Trump masih mengincar kesepakatan nuklir dengan Iran di acara Jesse Watters Primetime yang tayang di Fox News, dikutip dari Reuters, Selasa (17/6).Mantan penyiar Fox News, Pete Hegseth terpilih jadi Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang baru. Foto: Roberto Schmidt/AFP"Kami memposisikan diri secara defensif di kawasan itu untuk menjadi kuat dalam mengejar kesepakatan damai. Dan kami berharap itu yang akan terjadi nanti," kata Hegseth lagi.Iran Akan Bantu Evakuasi WNI dari NegaranyaDuta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi memastikan bahwa warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran dalam kondisi aman. Kepastian itu disampaikan menyusul rangkaian serangan Israel sejak pekan lalu.Pihaknya juga menyatakan siap memberikan bantuan jika sewaktu-waktu dibutuhkan proses evakuasi. Data Kemlu RI terdapat 386 WNI yang saat ini berada di Iran.Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi menyampaikan keterangan pers terkait konflik negaranya dengan Israel di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO“Terdapat sejumlah warga negara Indonesia yang berada di Iran. Kami pantau bahwa KBRI di Teheran yang telah melakukan interaksi dekat dengan mereka,” ujar Boroujerdi dalam konferensi pers di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/6).Menurutnya, jalur komunikasi darurat antara KBRI dan WNI telah disiapkan. Ia menegaskan bahwa pemerintah Iran menjamin perlindungan dan keselamatan seluruh WNI yang berada di wilayahnya.“Telah didefinisikan jalur komunikasi dalam keadaan urgent dengan para WNI di sana dan tugas kami sebagai pemerintah Republik Islam Iran adalah menjamin dukungan dan perlindungan mereka oleh kami,” tegas Boroujerdi.“Apabila ada upaya atau rencana untuk evakuasi atau terdapat keinginan daripada WNI untuk meninggalkan negara kami, tentu kami siap untuk memberikan asistensi dan pelayanan agar memudahkan operasi evakuasi ini,” lanjutnya.Iran Klaim Hantam Pusat Intelijen Mossad di Tel AvivGarda Revolusi Iran (IRGC) telah menyerang pusat badan intelijen Israel, Mossad, di Tel Aviv pada Selasa (17/6).Dalam pernyataan yang disiarkan melalui televisi pemerintah, IRGC menyebut serangan tersebut menargetkan “pusat intelijen militer tentara rezim Zionis, Aman, dan pusat perencanaan operasi teroris Mossad di Tel Aviv”.Mereka menyebut lokasi itu saat ini sedang terbakar.Kantor berita Iran Tasnim juga mengutip pernyataan yang sama dan menambahkan serangan rudal Iran mengenai pusat strategis Mossad dan Aman.Ilustrasi Agen rahasia Israel Mossad. Foto: ShutterstockNamun belum ada konfirmasi atau tanggapan resmi dari pihak Israel.Laporan media setempat menyebut sebuah rudal menghantam wilayah Herzliya, kota di pesisir tengah yang masuk dalam wilayah metropolitan Tel Aviv.Lokasi tersebut disebut-sebut “situs sensitif”—istilah yang biasa merujuk pada fasilitas militer, strategis, atau intelijen.Pasca-serangan, sensor militer Israel memberlakukan pembatasan tambahan terkait publikasi gambar dan informasi dari situs terdampak di Herzliya.