Foto: Dok. AntaraJAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membidik final investment decision (FID) atau keputusan investasi final untuk ekspansi Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, tuntas pada Desember 2025.“Desember ini (FID Mempawah Fase II),” ucap Direktur Pengembangan Bisnis Inalum Melati Sarnita ketika ditemui di sela-sela Indonesia Critical Minerals Conference, di Jakarta, dikutip Antara, Rabu, 4 Juni.Melati menjelaskan bahwa Inalum telah secara aktif berdiskusi dengan calon mitra yang akan menjadi investor di Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase II di Mempawah, Kalimantan Barat.Akan tetapi, Inalum masih memperhitungkan mitra mana yang terbaik, sebab masing-masing investor memiliki keunggulan masing-masing. Ada investor yang hanya memiliki uang, ada investor yang memiliki uang dan akses pasar, hingga investor yang memiliki uang dan teknologi.“Hal-hal yang seperti itu yang kami cari mana yang paling cocok untuk kami. Jadi, sekarang masih dalam proses pemilihan mitra,” kata Melati.Melati menjelaskan alasan Inalum melakukan ekspansi di Mempawah, Kalimantan Barat, sebab kelistrikan di Kuala Tanjung, Sumatera Utara tidak sesuai dengan kebutuhan Inalum.Inalum pun membidik rencana pemerintah mengembangkan nuklir di kawasan Kalimantan. Menurut dia, rencana pemerintah membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Kalimantan selaras dengan Inalum yang ekspansi smelter di Mempawah.Sebab, salah satu elemen unik dari aluminium yang diproduksi oleh Inalum adalah sisi ramah lingkungannya.Meskipun demikian, Inalum tetap akan melakukan peremajaan dan modernisasi smelter di Kuala Tanjung.“Kuala Tanjung tetap akan ada penambahan kapasitas. Karena itu sudah tua, kami pasti ada renewal, ada modernisasi,” ucapnya.Proyek SGAR Mempawah ini menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium.Proyek ini terbagi ke dalam fase I dan II, serta menelan investasi sekitar 1,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dengan masing-masing proyek bakal meningkatkan kapasitas produksi alumina ke level satu juta ton setiap tahun, dan estimasi bahan baku bauksit 3,3 juta ton per tahun.Pada Selasa 24 September 2024, Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu merupakan Presiden RI meresmikan injeksi bauksit perdana smelter grade alumina refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumina Indonesia di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.Jokowi memaparkan bahwa dengan pembangunan smelter bauksit di Mempawah ini, Indonesia tidak lagi mengimpor 56 persen aluminium untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang mencapai 1,2 juta ton.