Sejumlah pelamar kerja mencari informasi lowongan kerja saat bursa kerja di Gor Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanLapangan pekerjaan jadi hal yang paling diburu sejumlah warga, usai gelombang PHK terjadi di Indonesia sepanjang 2025. Menteri Tenaga Kerja Yassierli mencatat, ada 16.801 orang kehilangan pekerjaan pada tahun ini. Hingga 23 April 2025, total jumlah korban PHK yang tercatat sudah mencapai 24.036 orang. Angka ini disebut sudah cukup tinggi dan mencapai sepertiga dari jumlah PHK sepanjang tahun 2024 yakni 77.965 orang.Hal ini membuat sejumlah Job Fair di Jakarta menjadi incaran. Banyak kisah dari para pemburu kerja ini, mereka yang sudah berumur hingga yang baru kali pertama mencari kerja. Seperti apa kisah mereka? Berikut kumparan rangkum.Harapan Besar Para Pencari Kerja PertamaPameran lowongan kerja atau Job Fair digelar di GOR Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ratusan orang berjejalan mengadu peruntungan.Lina salah satunya. Ia baru pertama kali mengikuti acara ini, dan sudah mengantre sejak pagi. Sejumlah pelamar kerja mencari informasi lowongan kerja saat Jakarta Job Fair di Tanjung Duren, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan“Saya dari jam 9 tadi di sini, sempat daftar dulu di belakang sana,” ujarnya saat ditemui kumparan, Selasa (3/6).“Ini baru pertama kali. Saya tahu infonya dari Instagram,” imbuhnya. Di tengah ramainya peserta dan suara pengeras yang mengumumkan informasi lowongan, Lina menyimpan harapan besar. “Ya, semoga ada rezekinya di sini nanti. Ini mau lihat-lihat dulu juga ada apa aja di dalam,” tuturnya.3.500 Lowongan TersediaJackson Dianrus Sitorus, Kepala Sudin Nakertransgi Pemkot Jakarta Barat, sebagai penyelenggara Jakarta Job Fair mengatakan, total ada 41 perusahaan swasta yang berpartisipasi, ditambah 3 instansi pemerintah, serta 6 pelaku usaha mikro dan UMKM binaan Jakpreneur."Secara keseluruhan, tersedia 3.504 lowongan kerja," ujar Jackson saat meninjau job fair di GOR Tanjung Duren.Mereka yang Sudah Berumur, Tak Gentar Hadapi Pesaing yang Lebih MudaAda Fandi yang berusia 38 tahun, Elanda 40 tahun, dan Mada 42 tahun turut mencari kerja di antara para pelamar yang masih muda. Semangat mereka tak padam, meski khawatir akan mendapat tantangan berat. Fandi, misalnya, lulusan SMA ini berupaya dapat kerja di usianya yang tak muda. Ia sempat bekerja sebagai salah satu operator call center di sebuah perusahaan di Jakarta, tapi ia kena PHK saat pandemi. Fandi Peserta Job Fair berumur 38 Tahun di Gor Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (3/5/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan“Ya memang masa-masa sulit ya. Waktu saya kerja itu kan memang sesudah COVID ya. Memang ada banyak pengurangan juga. Cuma bedanya kan sekarang ada pengurangan karena musibah pandemi. Kalau yang sekarang kan memang pengurangan karena lapangan kerjanya mungkin agak terbatas ya,” jelas Fandi.Ia sudah mencoba sejumlah pekerjaan, seperti driver ojek online dan buka usaha. Tapi keadaan ekonominya tak kunjung membaik. "Tapi memang keadaan ekonomi juga agak kurang bagus. Jadi ya kita mau nggak mau harus mencoba mencari lapangan kerjaan yang baru,” katanya.Itulah sebabnya ia datang ke job fair ini. Meski mengaku sempat merasa kurang update (kudet) soal pendaftaran online, ia bersyukur sistem yang digunakan cukup memudahkan.“Awalnya untuk masuk agak simpel sih, jadi agak terbantu juga. Cuma memang kan biasanya kalau orang yang agak kudet itu agak susah-susah untuk daftar lewat link-link segala macem. Ya mungkin agak ribet ya, cuma kalau kita kan kita coba up to date. Jadi kita lebih terbantu, simpel untuk masuknya, daftarnya juga nggak ada manualnya lagi,” kata Fandi.Elanda (40) saat Jakarta Job Fair di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Selasa (3/6/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparanHal yang sama juga disampaikan Elanda. Ia sempat bekerja sebagai engineer di sebuah perusahaan mesin ATM sejak 2013 hingga 2024. Lalu ia menjajal pekerjaan sebagai ojek online. Tapi penghasilannya sebulan tak mencukupi kebutuhan keluarganya. Maka ia mantap mengadu peruntungannya di Job Fair kali ini. Harapannya, gaji sesuai UMR Jakarta. "Sesuai dengan UMR di Jakarta aja. Itu mencukupi. Cukup mencukupi aja," kata dia.Sementara Mada, perempuan asal Cengkareng ini punya pengalaman kerja sebagai pemandu tur di Kepulauan Riau pada 2018. Setahun kemudian, ia kerja di sebuah Mal. Mada (42) saat Jakarta Job Fair di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Selasa (3/6/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparanIa berhenti karena perusahaan tak menyodorkan kontrak dan jaminan kesehatan. Tapi ia harus tetap kerja, untuk merawat ibunya yang menderita stroke."Kebetulan ibu saya stroke," kata dia.Mada sebetulnya berharap kerja di luar negeri, berbekal pengalamannya sebagai pemandu tur. "Saya pengin luar negeri ya, karena pengalaman dan kemampuan juga. Di luar negeri mereka lebih memandang skill. Di usia 60 kalau masih bisa ya enggak apa-apa," kata wanita asal Cengkareng itu.Sebar Seratus CV Seminggu, Tak Kunjung Dapat Panggilan Kerja Mada mengaku pernah melamar pekerjaan melalui sebuah situs sebanyak ratusan kali dalam sepekan. Namun, tak ada undangan dari penyedia lapangan kerja untuk mengikuti tahapan tes berikutnya. Dikarenakan terlalu sering melamar, dia mengaku hingga terkena peringatan dari situs kerja itu."Saya ngelempar CV banyak banget, dalam seminggu tuh bisa seratus kali tuh saya lempar, saya sampai kena warning, udah terlalu banyak katanya," kata dia saat ditemui pada Selasa (3/6).Sejumlah pelamar kerja mencari informasi lowongan kerja saat Jakarta Job Fair di Tanjung Duren, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan"Tapi dari sekian banyak juga saya gak diterima interview," lanjut Mada.Mada masih akan tetap berusaha mencari pekerjaan. Sebab, dia mempunyai pengalaman kerja yang terbilang mumpuni. Mada memiliki pengalaman di bidang agen perjalanan. Dia pernah bekerja sebagai tour guide di Kepulauan Riau pada tahun 2018."Saya pikir kalau tidak dicoba, kita tidak akan tahu hasilnya," ucap lulusan Sarjana itu.HRD Menjawab Isu Job Fair Hanyalah Formalitas, Benarkah?Di sosial media muncul isu, bursa kerja hanya formailtas belaka. Lowongan sebetulnya tak benar-benar tersedia. Bagaimana tanggapan dari penyedia kerja mengenai isu tersebut?Gilang Rizki, staf HRD dari sebuah bank pemerintah yang turut membuka bursa kerja mengatakan, pihaknya benar-benar membuka lowongan di bursa kerja itu. Setelah kegiatan itu, akan ada beberapa pelamar yang dipanggil untuk mengikuti tes selanjutnya.Sejumlah pelamar kerja antre saat bursa kerja di Gor Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan"Nggak formalitas sih, karena di sini kita memang bener-bener pure mencari kandidat karena setelah acara ini pun kan ada yang dipanggil untuk tahap selanjutnya. Jadi gak hanya sekadar formalitas itu," kata dia saat ditemui di Jakarta Job Fair.Menurut Gilang, para pelamar yang lolos ke tes selanjutnya akan diumumkan dua pekan ke depan. Meski tak menyebut angkanya secara rinci, lanjut dia, terdapat lowongan posisi magang sebagai teller yang dapat dilamar dengan syarat mempunyai IPK minimal 3."Kita memang untuk jenjang karier yang magang ini masih panjang. Jadi kalau misalnya yang magang ini bisa berminat, ya dia bisa diangkat jadi kontrak atau bahkan jadi pekerja tetap," ucap dia.Hal senada dikatakan HRD perusahaan retail, Ferri Ferdiawan. Dia memastikan pihaknya benar-benar membuka lowongan di kegiatan Jakarta Job Fair. Setelah pelaksanaan kegiatan pun, pihaknya akan diminta laporan oleh Dinas Tenaga Kerja Jakarta mengenai jumlah pekerja yang telah terserap."Jelas kalau di kami sudah pasti ada lowongan, tidak mungkin perusahaan kami mengikuti kegiatan job fair tanpa adanya posisi yang dibuka," ujar dia.Menurut Ferri, terdapat banyak lowongan yang tersedia untuk posisi store crew. Sebab, perusahaan retail tempatnya bekerja akan kembali menambah jumlah gerai di wilayah Jakarta. Pencari kerja minimal lulusan sekolah menengah dari berbagai jurusan dapat melamar.Mereka akan diberi kabar bakal lolos ke tes selanjutnya ataukah tidak dalam kurun waktu 2 pekan ke depan."Kami saat ini membuka lowongan untuk store crew, yang paling banyak adalah store crew," kata dia.Pram Enggan Job Fair Jakarta Terlalu Diekspos: Agar yang Datang Sesuai KebutuhanGubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menanggapi soal ramainya tudingan job fair yang hanya merupakan formalitas perusahaan. Ia menyebut, Pemprov DKI Jakarta secara serius menangani persoalan job fair ini.Gubernur Jakarta Pramono Anung di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/5/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparanNamun, Pramono tak mau job fair yang diadakan Pemprov DKI Jakarta terlalu diekspos. Katanya, agar calon pekerja yang datang sesuai dengan kebutuhan.“Kenapa kami tidak mempublikasikan dalam bentuk yang terlalu besar, karena kami ingin seorang yang datang itu betul-betul orang dengan kapasitas yang dibutuhkan,” ujarnya saat ditemui di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Selasa (3/6).“Link and match sudah terjadi, beberapa sudah bisa langsung kerja. Kami memang bukan yang kemudian yang seperti itu perlu kami ekspose berlebihan, karena memang sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk bisa menyediakan lapangan kerja bagi warganya,” tambahnya.