Jemaah Haji menunggu bus menuju Arafah dari jam 6 pagi sampai malam. Foto: Dok. IstimewaHaji 2025 telah memasuki puncak prosesnya saat para jemaah mulai berpindah dari Makkah menuju Arafah. Namun saat proses pemindahan jemaah ke Arafah inilah berbagai persoalan muncul.Masalah mulai terlihat sejak Rabu (4/6) sekitar pukul 9.00 pagi waktu setempat. Jemaah haji dari Indonesia sebagian besar sudah bersiap di luar hotel menunggu bus yang akan mengantar menuju Arafah. Namun, bus tak kunjung datang meski para jemaah sudah menunggu sejak pukul 06.00.Bus mulai datang pukul 10.00, itupun jemaah diangkut bergiliran. Misalnya di sektor tujuh, ada lebih dari seribu jemaah dalam satu hotel, namun syarikah hanya mengoperasikan dua bus pengangkut dari seharusnya delapan bus yang ada di dalam kontrak. Imbasnya pengangkutan jemaah menjadi sangat lama, karena perjalanan pergi-pulang ke Makkah-Arafah membutuhkan waktu sekitar tiga jam.Penantian para jemaah berlanjut hingga malam hari. Sekitar pukul 22.30, masih banyak jemaah yang belum diantarkan ke Arafah dan masih menunggu di depan hotel masing-masing.Jemaah Haji menunggu bus menuju Arafah dari jam 6 pagi sampai malam. Foto: Dok. IstimewaMasalah belum selesai bagi para jemaah yang sudah berhasil sampai ke Arafah. Sebagian jemaah tidak bisa masuk ke tenda. Beberapa jemaah asal Aceh yang sudah sampai di Arafah bahkan belum mendapatkan tenda untuk beristirahat hingga pukul 21.30.“Sampai malam ini saja masih ada jemaah-jemaah haji yang belum terangkut. Terutama jemaah haji Aceh, kloter 12, yang sampai saat ini belum lagi diangkut dari penginapan ke Arafah. Yang kedua, saya melihat pengangkutan yang sudah disepakati, misalnya 8 bus yang mengangkut, tapi hanya 2 disiapkan. Padahal itu ribuan jemaah yang menunggu keberangkatan dia ke Arafah,” kata anggota Timwas Haji DPR Muslim Ayub.Anggota Timwas Haji, Muslim Ayub Foto: Dok. IstimewaMuslim membeberkan, sebagian jemaah yang sudah sampai Arafah dan belum mendapatkan tenda hanya bisa duduk beralaskan tanah. Bahkan hingga malam hari, para jemaah belum mendapatkan makanan.“Di kloter 11 juga begitu. Ada yang sampai di Arafah, dia tidak tahu di mana tendanya. Sampai telantar dan tidak makan siang. Harusnya kewajiban kita memberikan makan siang kepada jemaah yang tidak jelas di mana tendanya,” jelas Muslim.Politisi Partai Nasdem itu menegaskan, hampir setiap tahun masalah pengelolaan haji selalu sama, yakni saat puncak haji di Arafah. Walaupun memang tahun ini ada perubahan sistem dengan menunjuk 8 syarikah untuk mengurus kebutuhan jemaah, tapi ternyata 8 syarikah yang ditunjuk juga tidak bisa memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah.“Yang ke depan kita berharap pelaksanaan haji di tahun 2026 nanti tidak menjadi persoalan yang kita lihat di tahun 2025 ini. Kita berharap badan pengelola haji akan bisa mengambil alih pelaksanaan haji tahun 2026,” kata Muslim yang juga anggota Komisi XIII DPR.Jemaah di Arafah belum mendapatkan tenda istirahat Foto: Dok. IstimewaPresiden Prabowo memang telah membentuk Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) yang akan mengambil alih penyelenggaraan haji jemaah Indonesia dari yang sebelumnya dipegang oleh Kementerian Agama. Saat ini proses revisi undang-undang haji sedang dibahas di DPR. Setelah UU selesai, secara otomatis penyelenggaraan ibadah haji akan beralih ke BP Haji.“Kita berharap untuk tahun 2026 nanti Badan Penyelenggara Haji yang akan melaksanakan. Dan seandainya badan ini bekerja tidak akan merekrut pegawai-pegawai lain, pegawai ataupun tenaga dari kementerian itu yang direkrut untuk menjadikan badan ini ke arah yang lebih baik dalam pelaksanaan pengelolaan ibadah haji,” kata Muslim.Politisi asal Aceh itu juga mengusulkan agar dilakukan evaluasi mendalam terkait pelaksaan haji tahun ini, terutama masalah pemilihan delapan syarikah. Dia berharap, dibentuk panja evaluasi haji yang beranggotakan seluruh anggota Timwas Haji DPR yang mengawasi jalannya penyelenggaraan haji 2025.