Wall Street Menguat, Investor Nantikan Laporan Ketenagakerjaan AS

Wait 5 sec.

New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERSSaham-saham di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat serta USD mengalami rebound pada perdagangan Selasa (2/6), seiring investor mencermati kemajuan dalam pembicaraan tarif AS yang sedang berlangsung serta menurunkan ekspektasi ekonomi menjelang rilis laporan ketenagakerjaan penting pada Jumat mendatang.Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 214,16 poin atau 0,51 persen menjadi 42.519,64. Indeks S&P 500 (.SPX) menguat 34,43 poin atau 0,58 persen ke 5.970,37, sementara Nasdaq Composite (.IXIC) melonjak 156,34 poin atau 0,81 persen ke level 19.398,96.Ketiga indeks utama Wall Street tersebut mengakhiri sesi perdagangan di zona hijau. Saham-saham chip mendorong penguatan Nasdaq, setelah Gedung Putih memastikan bahwa Presiden AS Donald Trump kemungkinan besar akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pekan ini untuk membahas sengketa dagang kedua negara ekonomi terbesar dunia.Sementara itu, harga emas terkoreksi dari posisi tertingginya dalam hampir empat minggu seiring penguatan dolar AS.“Sulit untuk menentukan secara pasti apa yang mendorong pasar hari ini,” kata Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana. “Namun tampaknya ada sedikit rasa nyaman bahwa ekonomi tidak akan jatuh ke jurang resesi, dan investor kemungkinan melakukan aksi spekulatif sebelum data ketenagakerjaan dirilis,” sebut Chuck.Pekerja melihat layar menampilkan pergerakan saham di New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat, Kamis (3/4/2025). Foto: Charly Triballeau/AFPDi sisi lain, meski pemerintahan Trump mendesak mitra dagangnya untuk menyampaikan tawaran terbaik mereka paling lambat Rabu (4/6), negosiasi yang berlarut-larut dan tenggat waktu yang terus bergeser membuat sejumlah ekonom menurunkan proyeksi ekonomi karena dampak dari perang dagang yang dilancarkan Trump.Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyatakan bahwa ekonomi global kini mengarah pada perlambatan yang lebih parah dibanding proyeksi beberapa bulan sebelumnya. OECD menyoroti perang dagang Trump sebagai penyebab utamanya dan memperingatkan bahwa proteksionisme yang meningkat dapat memicu inflasi serta mengganggu rantai pasok.Fokus investor kini tertuju pada laporan ketenagakerjaan bulan Mei yang akan dirilis pada Jumat mendatang. Survei Reuters memperkirakan ekonomi AS menambah sekitar 130.000 lapangan kerja bulan lalu, dengan tingkat pengangguran tetap berada di angka 4,2 persen.Di pasar mata uang, USD bangkit dari posisi terendah enam pekan, meski kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari perang dagang Trump masih membayangi. Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama termasuk yen dan euro, naik 0,71 persen ke 99,28. Sementara euro turun 0,62 persen ke level USD 1,137.Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor panjang turun tipis karena pelaku pasar menanti perkembangan baru dari negosiasi dagang, meskipun sempat pulih dari posisi terendah setelah rilis data ekonomi.Imbal hasil obligasi 10 tahun turun 1 basis poin menjadi 4,452 persen dari 4,462 persen pada akhir sesi sebelumnya. Imbal hasil obligasi 30 tahun turun 1,8 basis poin menjadi 4,9769 persen, dari 4,995 persen pada Senin (2/6).Sementara itu, imbal hasil obligasi dua tahun, yang sensitif terhadap ekspektasi suku bunga The Fed naik 0,8 basis poin menjadi 3,953 persen dari 3,945 persen.