Suzuki Fronx Punya ADAS, Terlengkap di Kelasnya

Wait 5 sec.

Wujud sensor wave radar Suzuki Fronx (di bawah logo Suzuki). Foto: Sena Pratama/kumparanSuzuki Fronx menjadi penantang baru di segmen kompak SUV kelas Rp 250 juta ke atas hingga Rp 300 jutaan. Bermain di ceruk pasar yang lumayan padat, mobil ini tentu saja disematkan berbagai fitur guna menjadi modal untuk melawan rivalnya.Model ini menambah jajaran mobil dengan kelengkapan Advanced Driver Assistant System alias ADAS. Fitur keselamatan aktif boleh jadi mulai jamak dijumpai pada kompetitornya, tetapi ada perbedaan yang membuat Fronx bisa sedikit jemawa.Umumnya fitur ADAS pada mobil-mobil di segmen ini hanya mengandalkan modul kamera tunggal yang bersemayam di balik kaca depan. Namun lain halnya Suzuki Fronx, mobil ini menggunakan sensor tambahan wave radar yang berada di housing grill depan.Fungsinya untuk mengukur jarak dengan kendaraan atau objek yang ada di depannya dengan menembakkan gelombang sinyal untuk mengaktifkan selusin fungsi ADAS yang dinamakan Suzuki Safety Support (SSS) itu.Monocular camera sensor untuk fitur ADAS pada Suzuki Fronx SGX. Foto: Sena Pratama/kumparanSebut saja penggunaan fitur Adaptive Cruise Control (ACC) yang dapat menjaga kecepatan kendaraan sesuai dengan kecepatan dan jarak mobil yang ada di depannya secara otomatis. Selain mempercepat dan memperlambat, bisa juga berhenti secara otomatis.Kemudian fungsi Dual Sensor Brake Support II (DSBS II) untuk mendeteksi objek menimbulkan potensi bahaya atau tabrakan di lajur yang sedang dilalui. Sistem akan memberikan peringatan kepada pengemudi agar dapat mengambil tindakan jika tidak bisa dihindari.Menariknya, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengeklaim bahwa fitur SSS ini sudah disesuaikan dengan kondisi lalu lintas di dalam negeri, salah satu contohnya adalah mitigasi sepeda motor guna hasil yang lebih akurat.Fungsi lainnya meliputi Blind Spot Monitor (BSM), Lane Keep Assist (LKA), Rear Cross Traffic Alert (RCTA), Lane Departure Warning (LDW), Vehicle Swaying Warning (VSW), Lane Departure Prevention (LDP), hingga High Beam Assist (HBA).Logo Blind Spot Monitor (BSM) pada Suzuki Fronx SGX. Foto: Sena Pratama/kumparanPoin plusnya, segala perangkat sensor dan radar keselamatan tersebut tidak mengganggu tampilan eksterior Suzuki Fronx. Bahkan menurut survei PT SIS, tampang produk anyarnya itu secara keseluruhan dinilai paling baik oleh masyarakat."Antusiasme konsumen sangat tinggi. Soal aspek apa yang disukai ada tiga, termasuk desain dan kita dapat feedback positif. Konsumen kami banyak yang bilang ini adalah salah satu desain Suzuki terbaik yang pernah dilihat," ucap Deputy Managing Director PT SIS, Donny Saputra sela peluncuran Suzuki Fronx di Jakarta.Dibanding rivalnya sebut saja Honda WR-V atau Chery Tiggo 5X, Suzuki Fronx juga termasuk paling ringkas yakni panjangnya tak sampai 4 meter. Kendati begitu, ia tetap mampu menawarkan kabin yang lapang dan lega.Rahasianya adalah bodi yang dibuat sedikit lebih lebar dibanding dua kompetitornya itu. Masih ditambah dengan radius putar balik yang hanya 4,9 meter, pada saat yang lain rata-rata kompetitor masih di atas 5 meter.PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi meluncurkan Suzuki Fronx di Indonesia. Foto: SuzukiUrusan tampang, Suzuki merancang Fronx agar dapat tampil dinamis. Misalnya, model ini mewarisi bahasa desain model-model anyar pabrikan lainnya seperti Grand Vitara atau Baleno dengan Three-Point Signature LED DRL sekaligus berfungsi sebagai lampu sein.Di bawahnya terdapat lampu utama yang juga sudah adopsi teknologi LED. Beranjak ke area tengah, terpasang ventilasi udara dengan konsep desain yang dinamakan NEXWave Grille. Dilabur warna black glossy elegan plus aksen krom membentang di tengahnya.Pun bagian buritan, orang akan dibuat terkesima dengan desain lampu belakang dibuat menyambung, yang saat menyala memancarkan aura elegan dan mewah. Menguatkan konsep penamaan Fronx yang artinya Frontier dan Crossover (x).Suzuki bilang, wujud didasari dari inspirasi perpaduan antara SUV dan kupe. Makanya bagian atap dari tengah ke belakang dibuat melandai, bertemu dengan siku pilar D menghasilkan desain mengalir tetapi tetap terkesan tegas.