Perdana Menteri Mongolia Luvsannamsrain Oyun-Erdene. Foto: Hector Retamal/AFPPerdana Menteri Mongolia Luvsannamsrain Oyun-Erdene mengundurkan diri akibat didemo rakyatnya sendiri. Rakyat Mongolia dalam satu bulan terakhir menggelar demo memprotes dugaan korupsi dan gaya hidup mewah yang dilakukan keluarga Oyun-Erdene.Oyun-Erdene mengumumkan mengundurkan diri setelah kalah dalam pemungutan suara mosi tidak percaya di parlemen."Sebuah kehormatan dapat melayani negara dan rakyat di masa-masa sulit, termasuk saat pandemi, perang, dan tarif," katanya setelah hasil pemungutan suara diumumkan ke parlemen, sebagaimana diberitakan AFP, Selasa (3/6).Meski demikian, dia akan tetap menjabat sebagai perdana menteri sementara sampai penggantinya dipilih dalam 30 hari.Sebelum pemungutan suara, Oyun-Erdene membantah semua tuduhan korupsi. Dia menyalahkan kepentingan utama baik yang terlihat maupun yang tersembunyi karena meluncurkan kampanye terorganisir untuk menjatuhkan pemerintah.Dia juga mengingatkan ketidakstabilan politik dan kekacauan ekonomi jika dipaksa mengundurkan diri dari kekuasaannya.Meski demikian, apa yang dia sampaikan di hadapan parlemen tidak cukup membujuk anggota parlemen. Hanya 44 anggota yang mempertahankan kepercayaan terhadap Oyun-Erdene. Sementara 38 anggota setuju dengan mosi tak percaya.Karena tidak mencapai ambang batas 64 suara yang dibutuhkan dari 126 anggota parlemen, maka Oyun-Erdene harus mengundurkan diri.Sejak Oyun-Erdene berkuasa pada 2021, peringkat Mongolia di Indeks Persepsi Korupsi turun.Mongolia dipimpin pemerintahan koalisi tiga arah sejak pemilu tahun lalu. Ini menyebabkan jumlah anggota Partai Rakyat Mongolia (MPP) yang dipimpin Oyun-Erdene berkurang signifikan di pemerintahan.Meski demikian, MPP berhasil mengusir Partai Demokrat (DP), partai terbesar kedua, dari perjanjian koalisi bulan lalu setelah sejumlah anggota muda parlemen dari DP mendukung seruan agar Oyun-Erdene mengundurkan diri.