Kepala Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi di Kantor PCO, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025). Foto: Zamachsyari/kumparanPemerintah tetap optimistis daya beli masyarakat Indonesia akan tetap terkerek dalam dua bulan ke depan, meski stimulus diskon tarif listrik 50 persen urung diberikan.Kepala Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi, mengatakan keputusan pemerintah untuk tidak menyertakan insentif listrik dalam paket stimulus adalah hasil Rapat Terbatas (Ratas) presiden dengan sederet menteri terkait.Menurut dia, meski satu insentif urung diberikan, tetapi pemerintah memberikan 5 stimulus lain yang diharapkan penyebarannya bisa lebih merata.“Peningkatan daya belinya diharapkan bisa jauh lebih luas dan perputaran ekonominya diharapkan jauh lebih terasa. Jadi pemerintah lebih berhitung bahwa secara teknis yang paling mungkin dalam 2 bulan ke depan termasuk soal data dan persiapan teknisnya 5 paket stimulus ini,” kata Hasan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/6).Hasan mengatakan memasuki musim liburan sekolah, stimulus yang diberikan pemerintah di sektor transportasi di harapkan bisa menjangkau 10 juta orang.Jika banyak orang yang bepergian imbas adanya stimulus transportasi ini, nantinya, perekonomian akan tergerak melalui ramainya tempat wisata, perputaran uang di daerah-daerah imbas adanya jual beli di daerah wisata, ramainya pengguna berbagai jasa, hingga ramainya sektor perhotelan.Selain itu, ada juga Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp 300 ribu selama 2 bulan kepada 17,3 juta orang ditambah dengan 565 ribu guru-guru honorer.“Ini daya beli naik nih, sebesar Rp 300 ribu per bulan. Orang bisa daya belinya, jadi konsumsi bisa terdorong. Ada tambahan, penebalan, kartu sembako Rp 200 ribu per keluarga plus bantuan beras 10 kg,” imbuh Hasan.Baik BSU, kartu sembako sebesar Rp 200.000 per keluarga maupun bantuan beras sebesar 10 kg per keluarga diharapkan bisa membantu meningkatkan daya beli dan mengerek konsumsi rumah tangga selama 2 bulan ke depan dan menciptakan perputaran ekonomi.Presiden Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) dan Menko Pangan Zulkifli Hasan (kiri) memberikan arahan saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/1/2025). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTOHasan mengeklaim 5 stimulus ini telah dirancang untuk hasilnya lebih baik oleh pemerintah. Tujuannya untuk mendongkrak perekonomian Indonesia. Dia juga menyoroti total dana yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk stimulus ini yang sebesar Rp 24,4 triliun.Menurut dia Rp 24,4 triliun itu akan beredar di masyarakat dan transformasi menjadi daya beli hingga membuat ekonomi berputar.“Orang yang dagang akan ada pembeli, orang yang punya jasa akan punya klien, orang yang punya tempat wisata akan ada pengunjung. Pengelola transportasi akan punya penumpang. Orang yang ingin liburan terbantu (karena) tiketnya diskon. Jadi ada perputaran ekonomi,” tuturnya.Dalam kesempatan yang sama, Hasan juga buka suara soal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang disebut tidak terlibat dalam proses perumusan maupun pembahasan kebijakan diskon tarif listrik untuk bulan Juni–Juli 2025.Hasan menuturkan sebaiknya isu ini dikonfirmasikan ke baik kepada Kementerian ESDM maupun Kementerian Keuangan (Kemenkeu).“Ini lebih baik nanti dikonfirmasi ke kedua kementerian yang bersangkutan,” ujarnya.