Diplomat Senior Sebut Istanbul Tetap Menjadi Tempat Perundingan Rusia-Ukraina

Wait 5 sec.

Perundingan damai Rusia-Ukraina di Istanbul, Turki. (Twitter/@HakanFidan)JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko mengatakan pertanyaan tentang pemilihan tempat alternatif perundingan dengan Ukraina tidak disebut-sebut, mengenai lokasi pembicaraan lanjutan kedua negara.Diplomat senior Rusia itu ditanya apakah Vatikan dapat menjadi tuan rumah putaran perundingan Rusia-Ukraina berikutnya.Ia menjawab: "(Menteri Luar Negeri Rusia) Sergey Viktorovich Lavrov telah mengartikulasikan sudut pandang kami. Istanbul adalah tempat yang telah mengumpulkan pengalaman komunikasi tertentu," katanya, dikutip dari TASS 4 Juni.Menurutnya, "pertanyaannya bukan tentang tempat, tetapi tentang esensinya.""Itulah mengapa memilih tempat baru sama sekali tidak mungkin," tandas Wamenlu Grushko.Pada tanggal 2 Juni, Istanbul menjadi tuan rumah putaran kedua perundingan langsung antara Rusia dan Ukraina, tepatnya di Istana Ciragan. Selama pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam, kedua belah pihak berbicara dalam bahasa Rusia. Mereka bertukar dokumen dengan visi mereka tentang cara menyelesaikan konflik.Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang memimpin delegasi Ukraina, mengatakan Kyiv mengusulkan untuk mengadakan putaran perundingan berikutnya antara tanggal 20 dan 30 Juni.Bulan lalu, Istanbul menjadi tuan rumah putaran pertama perundingan langsung kedua negara, tepatnya di Istana Domabahce.Perundingan langsung Rusia-Ukraina digelar pada Maret 2022 lalu, setelah perundingan di Belarusia. Kedua perundingan digelar menyusul pecahnya konflik pada 24 Februari 2022.Menteri Luar Negeri Hakan Fidan berterima kasih kepada negosiator Rusia dan Ukraina atas kepada Turki, setelah keduanya bertukar proposal untuk kemungkinan gencatan senjata selama putaran kedua pembicaraan yang diselenggarakan oleh Turki."Saya ingin menegaskan kembali rasa terima kasih saya kepada kedua negara atas kepercayaan mereka yang tak tergoyahkan kepada Turki dalam proses bersejarah ini," kata Menlu Fidan di X, dilansir dari Daily Sabah.Terpisah, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki ingin menjadi tuan rumah pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Istanbul atau Ankara.Presiden Erdogan mengatakan, itu sejalan dengan keinginan untuk menjadikan Istanbul sebagai pusat diplomasi perdamaian.Berbicara kepada wartawan setelah rapat kabinet di ibu kota Ankara, Presiden Erdogan memuji perundingan antara Rusia dan Ukraina di Istanbul pada Hari Senin."Keinginan terbesar saya bagi kedua belah pihak adalah mempertemukan Presiden (Rusia) Vladimir Putin dan (Ukraina Volodymyr) Zelensky di Istanbul atau Ankara dan bahkan mempertemukan (Presiden AS) (Donald) Trump di pihak mereka, jika mereka setuju," katanya.Lebih jauh Presiden Erdogan mengatakan, Turki akan "mengambil langkah-langkah" untuk memfasilitasi pertemuan semacam itu.Dikatakan olehnya, dirinya akan bergabung dengan para pemimpin dalam pertemuan tersebut, sehingga "kita dapat mengubah Istanbul menjadi pusat perdamaian.""Peran Istanbul dalam perundingan Rusia-Ukraina sangat penting. Itu menjadi titik balik," kata Presiden Erdogan.