Perubahan Gaya Hidup Digital di Era Masa Kini, Lebih Terkoneksi dan Efisien

Wait 5 sec.

Ilustrasi gaya hidup di era digital (Freepik)JAKARTA - Di era digital saat ini, gaya hidup masyarakat terus berubah, menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Tak hanya di ruang kerja atau sektor industri, kini inovasi digital merambah hingga ke banyak aspek dalam kehidupan.Konsep smart living atau hunian cerdas kini menjadi tren gaya hidup modern yang menggabungkan kenyamanan, efisiensi, dan konektivitas dalam satu ekosistem digital.Dari pengaturan suhu ruangan lewat aplikasi, pengamanan rumah dengan kamera pintar, sampai penggunaan asisten virtual untuk rutinitas harian, semua kini bisa dikendalikan hanya dengan sentuhan jari.Namun, di balik kemudahan ini, ada satu fondasi penting yang sering luput dari perhatian, seperti infrastruktur pusat data yang kuat dan andal.Inilah yang menjadi latar hadirnya fasilitas terbaru dari DCI Indonesia di Cibitung, Jawa Barat. Fasilitas yang diberi nama JK6 ini bukan hanya tentang ekspansi bisnis digital, tapi bagian penting dalam menopang gaya hidup masyarakat urban yang semakin terkoneksi.“Sebagaimana manusia butuh oksigen, gaya hidup cerdas pun tidak bisa berjalan tanpa fondasi data yang kuat,” ujar Agus Harimurti Yudhoyono, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.Dengan kapasitas 36 megawatt dan teknologi liquid cooling mutakhir, JK6 mendukung kebutuhan besar akan kecerdasan buatan, penyimpanan cloud, dan sistem IoT rumah tangga yang makin meluas. Ini menjadi bukti bahwa pusat data bukan hanya untuk perusahaan besar, tapi juga berdampak langsung ke rumah tangga yang menerapkan smart living.Perangkat rumah seperti smart TV, lampu otomatis, speaker pintar, hingga sistem keamanan digital, semuanya bergantung pada kelancaran alur data. Tanpa infrastruktur seperti JK6, impian hunian cerdas akan sulit direalisasikan secara optimal.Yang menarik, seluruh pembangunan JK6 melibatkan lebih dari 8.000 tenaga kerja lokal, menegaskan bahwa transformasi digital juga bisa menciptakan dampak ekonomi yang inklusif. “Kami membuktikan bahwa anak bangsa mampu memimpin industri strategis ini,” kata Toto Sugiri, CEO PT DCI Indonesia Tbk.Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, turut menyoroti peran pusat data dalam mendukung tren hunian digital. Menurutnya, digitalisasi tidak lagi hanya urusan sektor korporasi, tapi sudah menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat.Dengan estimasi lonjakan permintaan pusat data global yang bisa mencapai 180 gigawatt pada tahun 2030, posisi Indonesia sebagai pemain strategis dalam industri digital dunia semakin kokoh. Dan seiring pembangunan digital terus bergerak maju, gaya hidup cerdas alias smart living dan hunian pintar akan semakin menjadi standar baru masyarakat urban.Infrastruktur seperti JK6 bukan hanya menjawab tantangan teknologi, tetapi juga mewujudkan smart lifestyle yang terintegrasi, seperti hunian yang lebih aman, efisien, hemat energi, dan ramah lingkungan.