Ilustrasi radang amandel (Freepik)JAKARTA - Radang amandel atau tonsilitis sering kali menjadi sumber kekhawatiran, terutama ketika gejalanya datang berulang seperti tenggorokan terasa nyeri, sulit menelan, demam, dan kadang disertai pembengkakan yang membuat bernapas terasa berat.Tak sedikit orang yang bertanya-tanya, apakah kondisi ini selalu berujung pada tindakan operasi? Menurut dr. Alexander Nur Ilhami, Sp.THT-KL, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala dan Leher, tidak semua kasus radang amandel memerlukan operasi pengangkatan."Tindakan operasi atau tonsilektomi hanya dipertimbangkan pada kasus tertentu, terutama jika infeksi tidak kunjung sembuh atau sering kambuh," ujar dr. Alexander seperti dikutip ANTARA, 4 Juni. Dokter yang berpraktik di Bethsaida Hospital Gading Serpong ini menekankan bahwa indikasi operasi biasanya muncul jika pasien mengalami infeksi berulang, misalnya lima kali atau lebih dalam setahun, atau bila peradangan tidak membaik setelah pengobatan.Amandel sendiri merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi menyaring kuman. Namun, jika terus-menerus terinfeksi, justru bisa berubah menjadi sumber masalah yang mengganggu kesehatan secara keseluruhan.Penyebab tonsilitis bisa berasal dari virus, seperti flu, maupun bakteri, seperti Streptococcus pyogenes. Gejala yang umum meliputi sakit tenggorokan, demam, batuk, pembesaran amandel, dan rasa tidak nyaman saat menelan.Meski begitu, sebagian besar kasus masih bisa diatasi dengan penanganan konservatif seperti istirahat cukup, konsumsi banyak cairan, obat pereda nyeri, hingga antibiotik bila disebabkan oleh bakteri.Namun, apabila radang amandel menyebabkan komplikasi seperti abses, mengganggu pernapasan, atau berdampak besar pada aktivitas harian pasien, maka pembedahan bisa menjadi opsi yang diperlukan.“Operasi bukan pilihan utama, tapi bisa jadi solusi terbaik apabila infeksi terus berulang dan menurunkan kualitas hidup pasien,” kata dr. Alexander.Prosedur pengangkatan amandel kini sudah beragam, mulai dari metode konvensional hingga teknik modern yang lebih minim rasa sakit dan waktu pemulihan lebih cepat. Pemilihan metode tergantung pada kondisi klinis pasien dan evaluasi dokter.Masyarakat diimbau untuk tidak menyepelekan radang amandel yang sering kambuh, terutama jika disertai gejala berat seperti demam tinggi, nyeri hebat, atau kesulitan bernapas. Pemeriksaan menyeluruh oleh dokter spesialis diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai.“Penanganan amandel yang efektif dimulai dari evaluasi menyeluruh dan pemantauan berkala,” tutup dr. Alexander.