Kemenhut Telusuri Dugaan Kelainan Genetik di Balik Kematian Anak Harimau Sumatra di Bukittinggi

Wait 5 sec.

Arsip-Seekor Harimau Sumatra berada di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumatera Barat. (Dok. ANTARA)PADANG - Menyusul kematian seekor anak harimau sumatra pada 1 Juli 2025 di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumatera Barat, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) segera melakukan pemeriksaan genetik harimau tersebut."Kemenhut melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan tim medis TMSBK akan melakukan pemeriksaan genetik pada induk dan keturunannya, untuk memvalidasi adanya dugaan kelainan hereditas," kata Direktur Jenderal KSDAE Kemenhut Satyawan Pudyatmoko, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 5 Jui.Hal itu disampaikan Satyawan terkait kematian seekor anak harimau sumatera berjenis kelamin jantan di TMSBK Bukittinggi yang mengalami malanutri dan dugaan kelainan genetik.Selain itu, Kemenhut juga akan melakukan kajian perilaku maternal, agar pola penolakan dapat diantisipasi dalam program breeding selanjutnya. Termasuk juga mengevaluasi secara menyeluruh standar perawatan, nutrisi dan manajemen stres pada kandang harimau.Berdasarkan hasil observasi lapangan, riwayat perkembangbiakan dan nekropsi terdapat indikasi kuat adanya faktor kelainan genetik serta perilaku maternal induk (maternal behaviour) yang turut mempengaruhi, kata dia.Oleh karena itu, Kemenhut menduga kuat kematian anak harimau sumatra tersebut tidak hanya karena mengalami malanutrisi, tetapi juga adanya indikasi kuat kelainan genetik."Indukan harimau ini berusaha menolak anaknya sendiri yang tercermin dalam ketidakmauannya untuk menyusui dan merawat anaknya," kata Satyawan.Menurutnya, kondisi tersebut terutama di alam bisa terjadi dikarenakan genetik defect atau induk stres. Hal ini juga memunculkan dugaan adanya kelainan genetik yang diturunkan dari garis induknya."Berdasarkan penjelasan tim dokter dan keeper upaya memberikan susu tambahan dan evakuasi sudah dilakukan, namun tidak dapat menolong namun ini yang perlu pendalaman," ujarnya.Kajian dan evaluasi kematian anak harimau tersebut sekaligus memastikan komitmen Kemenhut dalam upaya konservasi harimau sumatera sebagai salah satu spesies prioritas, dengan memperhatikan kesejahteraan satwa (animal welfare) serta menjaga kemurnian genetik populasi."Setiap kejadian menjadi evaluasi penting agar penanganan ke depan semakin baik," pungkas dia.