Air galon isi ulang rentan tercemar bakteri dan mikroplastik: Masihkah layak minum?

Wait 5 sec.

● Penelitian terbaru menunjukkan air galon isi ulang rentan tercemar bakteri dan mikroplastik.● Sumber kontaminasi diduga berasal dari tidak higienisnya tangki penyimpanan air hingga cara mencuci galon.● Pencemaran ini bisa menimbulkan dampak kesehatan, salah satunya diare.Di tengah kebutuhan akan air minum yang praktis dan terjangkau, banyak rumah tangga di perkotaan menjadikan depot air minum isi ulang sebagai pilihan utama. Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 memperkirakan sekitar 40% rumah tangga di Indonesia menggunakan air kemasan sebagai sumber air minum utama. Konsumsi air isi ulang tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan air kemasan bermerek.Air isi ulang menjadi primadona, terutama bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah, karena harganya lebih ekonomis. Di Kota Yogyakarta, misalnya, satu galon air berkisar Rp5 - 7 ribu.Meskipun banyak diminati, penelitian kami menunjukkan adanya risiko kesehatan tersembunyi dari kebiasaan mengonsumsi air isi ulang.Dampak kesehatan air isi ulangRiset kami bersama mahasiswa pada 2024-2025 di Kota Palembang dan Yogyakarta menemukan kandungan bakteri Escherichia coli dan mikropastik dalam air isi ulang.Kedua kontaminan ini berisiko membahayakan kesehatan.1. Bakteri E.coli dalam air isi ulangDari 106 sampel air galon di Palembang, hampir setengahnya mengandung bakteri E. coli melebihi batas aman. Rata-rata jumlah bakteri E. coli yang ditemukan berkisar 18 CFU/100 ml. Berdasarkan klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah ini termasuk dalam kelas risiko kesehatan tinggi yang bisa memicu penyakit seperti diare.Melalui pendekatan quantitative microbial risk assessment (menakar dampak kesehatan akibat paparan mikroorganisme pakai pemodelan matematika), kami memperkirakan jumlah kasus diare akibat konsumsi air isi ulang sekitar 13 ribu kasus dalam setahun. Menariknya, hasil estimasi ini sejalan dengan data kasus diare balita yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang pada 2023. Temuan ini mencerminkan dampak nyata kontaminasi mikrobiologis dalam air isi ulang terhadap kesehatan masyarakat. Karena itu, penting untuk memperketat pengawasan terhadap keamanan depot air minum guna melindungi kelompok rentan seperti anak-anak.2. Mikroplastik dalam air isi ulangRiset mahasiswa kami di Yogyakarta (belum dipublikasikan) menunjukkan bahwa sampel galon depot air minum memiliki kelimpahan mikroplastik sebesar 28 partikel/liter. Artinya, jika seseorang rutin mengonsumsi 1,5 liter air galon isi ulang setiap hari, dia akan menelan lebih dari 15 ribu partikel mikroplastik per tahun. Angka ini nyaris 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan kasus kontaminasi sampel air galon dari dua merek komersial yang beredar di pasaran.Meski begitu, otoritas kesehatan global (termasuk WHO) belum menetapkan standar ambang batas terkait kadar mikroplastik dalam air minum. Baca juga: Ada mikroplastik dalam teh celup, haruskah kita khawatir? Kendati berbagai studi menunjukkan bahwa partikel kecil (