Menhan Belanda Ruben Brekelmans. (Instagram/Ruben Brekelmans)JAKARTA - Badan intelijen Belanda dan Jerman telah mengumpulkan bukti penggunaan senjata kimia terlarang secara meluas oleh Rusia di Ukraina, termasuk menjatuhkan zat pencekik dari pesawat nirawak untuk mengusir tentara keluar dari parit sehingga mereka dapat ditembak, kata mereka pada Hari Jumat.Menteri Pertahanan Belanda Ruben Brekelmans menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap Moskow."Kesimpulan utamanya adalah, kami dapat mengonfirmasi bahwa Rusia sedang mengintensifkan penggunaan senjata kimianya," katanya kepada Reuters, seperti dilansir 4 Juli."Intensifikasi ini mengkhawatirkan karena merupakan bagian dari tren yang telah kami amati selama beberapa tahun ini, di mana penggunaan senjata kimia oleh Rusia dalam perang ini menjadi lebih normal, terstandarisasi, dan meluas," jelasnya.Badan intelijen luar negeri Jerman BND mengonfirmasi temuan tersebut, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka telah memperoleh bukti tersebut bersama dengan mitranya dari Belanda. Reuters adalah yang pertama melaporkan intelijen tersebut.Sedangkan Kepala Badan Intelijen Militer Belanda (MIVD) Peter Reesink, mengatakan kesimpulan tersebut mengikuti "intelijen independen kami sendiri, jadi kami telah mengamatinya sendiri berdasarkan investigasi kami sendiri."Reuters belum dapat memverifikasi secara independen penggunaan zat kimia terlarang oleh kedua belah pihak dalam perang Ukraina.Setidaknya tiga kematian di Ukraina terkait dengan penggunaan senjata kimia, Menhan kata Brekelmans, sementara lebih dari 2.500 orang yang terluka di medan perang melaporkan gejala-gejala yang berhubungan dengan senjata kimia kepada otoritas kesehatan Ukraina.Meningkatnya penggunaan senjata kimia oleh Rusia menimbulkan ancaman tidak hanya bagi Ukraina tetapi juga bagi negara-negara lain, imbuhnya."Kita harus lebih meningkatkan tekanan. Ini berarti mempertimbangkan lebih banyak sanksi dan khususnya tidak mengizinkan mereka (Rusia) untuk berpartisipasi dalam badan-badan internasional seperti Dewan Eksekutif OPCW (Organisasi Pelarangan Senjata Kimia)," katanya.Amerika Serikat pertama kali menuduh Rusia menggunakan kloropikrin, senyawa kimia yang lebih beracun daripada agen pengendali huru-hara dan pertama kali digunakan oleh Jerman selama Perang Dunia Pertama, pada bulan Mei tahun lalu. Ukraina menuduh Rusia menggunakan ribuan contoh senjata kimia.Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari artikel ini.Rusia sendiri telah membantah menggunakan amunisi ilegal dan menuduh Ukraina melakukannya.Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada Hari Rabu, Dinas Keamanan Federal menemukan gudang alat peledak Ukraina di bagian timur negara itu yang mengandung kloropikrin.Ukraina secara konsisten membantah tuduhan tersebut. OPCW yang berbasis di Den Haag dan beranggotakan 193 negara, tahun lalu mengatakan, tuduhan awal yang dilontarkan kedua negara terhadap satu sama lain "tidak cukup berdasar".OPCW belum diminta untuk melakukan investigasi penuh, yang harus dimulai oleh negara-negara anggota.Sedangkan Reesink berbicara tentang "ribuan contoh" penggunaan senjata kimia, sambil juga mengutip angka Ukraina sebanyak 9.000.Hasil intelijen tersebut disampaikan dalam sebuah surat kepada Parlemen Belanda pada Hari Jumat.Rusia adalah anggota OPCW dan, seperti Amerika Serikat, telah menghancurkan persediaan senjata kimia yang dinyatakannya.Militer Belanda dan badan intelijen umum, yang bekerja sama dengan mitra asing, mengatakan mereka telah menemukan bukti konkret tentang peningkatan produksi senjata kimia Rusia.Ini termasuk peningkatan kemampuan penelitian dan perekrutan ilmuwan untuk pengembangan senjata kimia, kata Reesink.Ia menambahkan, pejabat Rusia telah memberikan instruksi kepada tentara tentang penggunaan agen perang beracun."Ini bukan sekadar perbaikan sementara di garis depan; ini benar-benar bagian dari program berskala besar. Dan itu, tentu saja, juga mengkhawatirkan karena jika kita tidak mengklarifikasi dan mempublikasikan apa yang dilakukan Rusia, kemungkinan besar tren ini akan terus berlanjut," jelas Reesink.Ia menyebut penggunaan senjata kimia oleh angkatan bersenjata Rusia sebagai "prosedur operasi yang hampir berdiri sendiri.""Kami secara khusus mengaitkan penggunaan kloroprin dengan amunisi rakitan, seperti bola lampu yang diisi dan botol kosong yang digantung di pesawat nirawak. Terkait gas air mata, kami melihat mereka juga menyalahgunakan dan mengubah amunisi yang ada untuk bertindak sebagai pembawa gas," katanya.Diketahui, Kloroprin terdaftar sebagai zat pencekik yang dilarang oleh OPCW, yang dibuat untuk menerapkan dan memantau kepatuhan terhadap Konvensi Senjata Kimia (CWC) 1997.Zat ini dapat menyebabkan iritasi parah pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Jika tertelan, zat ini dapat menyebabkan luka bakar di mulut dan perut, mual dan muntah, serta kesulitan bernapas atau sesak napas.