Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berupaya memperluas akses listrik dengan mempercepat penyediaan listrik pedesaan, utamanya di wilayah timur Indonesia."Kami dorong (wilayah) timur pertama, karena wilayah itu yang memang last mile kita untuk mempercepat tersedianya listrik, anggaran sedang disiapkan, percepatannya juga sedang disusun," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana dalam acara Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia atau MENTARI Day di Jakarta, dikutip Antara, Jumat, 4 Juli.Adapun tujuan utama program listrik pedesaan adalah di wilayah timur Indonesia. Saat ini, ungkap Dadan, sedang disiapkan berbagai instrumen percepatannya, termasuk dari sisi anggaran.Sejalan dengan itu, Kementerian ESDM juga mendorong pembangunan infrastruktur untuk menyediakan akses listrik bersih, juga memastikan pertumbuhan ekonomi masyarakat.Di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, akan dibangun 49 ribu kilometer sirkuit (kms) transmisi baru, untuk menyalurkan listrik-listrik bersih dari sumber energi yang pada beberapa kasus, belum sesuai dengan pusat permintaan listriknya."Jadi ini pun menjadi enabler kita untuk ketahanan energi, ini pun menjadi syarat bahwa kita akan menuju transisi energi yang komprehensif, inklusif dan berkelanjutan. Jadi kalau kami sebetulnya di Kementerian ESDM, kita memang dulu kan yang kedua, jadi adilnya harus duluan. Jadi setelah adilnya terjadi, setelah aksesnya ada, setelah itu baru unsur-unsur keberlanjutannya didorong," kata Dadan.Pada kesempatan ini, Dadan juga memberikan apresiasi kepada negara-negara sahabat."Kami ucapkan terima kasih dukungan dari negara sahabat, negara maju, terutama kepada UK (United Kingdom), dalam kaitan ini kita bisa bekerja sama, dan ini akan terus bekerja sama untuk supaya maju secara bersama, mendapatkan manfaatnya juga secara bersama," kata Dadan.Program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI) adalah bentuk kerja sama selama empat tahun dalam pengembangan energi rendah karbon di Indonesia, antara Kementerian ESDM dan Kedutaan Besar Inggris Jakarta.Tahap 1 program ini dilaksanakan pada periode 2020–2024, dan merupakan tindak lanjut dari Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara Kementerian ESDM dan Foreign and Commonwealth Office United Kingdom di bidang Kerja Sama Pengembangan Energi Rendah Karbon (Low Carbon Energy Development/LCEP), dan telah dilakukan amandemen menjadi periode 2020–2027.Pada kerja sama lanjutan, atau MENTARI tahap 2, diharapkan dapat meneruskan lesson learned dan kisah sukses dari program MENTARI tahap 1, mendukung pencapaian target iklim dan energi Indonesia, dan membangun kemitraan global yang lebih kuat dan responsif terhadap isu sosial dan lingkungan.