Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar pesawat penumpang Air Busan di Bandara Internasional Gimhae, Busan, Korea Selatan, Selasa (28/1/2025). Foto: Yonhap via AFPInsiden power bank yang terbakar di dalam pesawat bukanlah kali pertama terjadi. Pada awal Januari lalu, pesawat Air Busan terbakar di Bandara Internasional Gimhae usai diduga salah satu power bank milik penumpang yang tersimpan di bagasi atas terbakar. Tak hanya itu, jika mundur lagi ke belakang, insiden serupa juga terjadi pada pesawat Royal Air Philippines yang terbang dari Boracay menuju Shanghai, China, pada 19 Februari 2024 lalu. Dalam video salah satu power bank penumpang meledak dan menimbulkan kepulan asap. Hal ini membuat pesawat akhirnya mendarat darurat di Hong Kong. Buntut dari rentetan insiden tersebut, Pemerintah China akhirnya mengambil langkah tegas dengan melarang penumpang membawa power bank tanpa sertifikasi keselamatan ke dalam pesawat.Ilustrasi power bank. Foto: WENDY TSANG/ShutterstockDilansir Reuters, larangan yang berlaku mulai Sabtu (28/6) tersebut tidak mengizinkan power bank tanpa sertifikasi keselamatan dibawa dalam penerbangan domestik, maupun internasional di wilayah China. Kebijakan ini juga mencakup power bank yang baru-baru ini ditarik dari peredaran, karena alasan keamanan.Perangkat elektronik bertenaga baterai lithium, seperti laptop, ponsel, rokok elektrik, dan power bank memiliki potensi mengeluarkan asap, panas ekstrem, hingga menyebabkan kebakaran apabila mengalami kerusakan atau cacat produksi yang menyebabkan korsleting.Menurut data Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA), insiden terkait baterai overheating di dalam pesawat kini terjadi rata-rata tiga kali setiap dua minggu, meningkat drastis dari rata-rata satu kali per minggu pada tahun 2018.Power Bank Bersertifikasi 3CIlustrasi power bank. Foto: VADISH ZAINER/ShutterstockOtoritas penerbangan China (CAAC) menegaskan bahwa semua power bank yang dibawa dalam penerbangan harus memiliki label sertifikasi "3C" (China Compulsory Certification), sebuah standar keamanan wajib untuk produk-produk yang dapat mempengaruhi keselamatan dan lingkungan.Beberapa produsen besar, seperti Anker dan Romoss bahkan telah menarik kembali beberapa produk baterai mereka bulan ini. Otoritas regulasi China juga telah mencabut atau menangguhkan sertifikasi 3C pada sejumlah pabrikan baterai, karena kekhawatiran serupa.Ilustrasi power bank. Foto: Monthira/ShutterstockKebijakan baru ini menjadi bagian dari langkah pencegahan serius terhadap risiko kebakaran di pesawat, menyusul meningkatnya ketergantungan masyarakat terhadap perangkat elektronik. Bagi penumpang yang akan terbang dari atau ke China, penting untuk memastikan power bank yang dibawa telah memenuhi standar sertifikasi yang diwajibkan.Meskipun power bank masih diperbolehkan dibawa di bagasi kabin sesuai standar internasional, sejumlah maskapai kini melarang penggunaannya selama penerbangan, dan mewajibkan perangkat tersebut tetap terlihat sepanjang waktu untuk memudahkan deteksi dini jika terjadi masalah.China sendiri telah melarang penumpang mengisi daya perangkat dengan power bank sejak 2014 selama penerbangan. Sementara itu, Southwest Airlines di AS baru-baru ini menjadi maskapai pertama di negara tersebut yang mewajibkan power bank tidak boleh disimpan dalam tas tertutup, dan harus terlihat saat digunakan.