Foto ilustrasi. (Dok. Pexels)JAKARTA – Undang-undang baru di Connecticut, negara bagian Amerika Serikat memicu kontroversi. Aturan ini mengizinkan perusahaan derek menjual mobil yang disita hanya dalam waktu 15 hari, tanpa harus menunggu proses hukum panjang.Akibatnya, warga kelas pekerja dan berpenghasilan rendah terancam kehilangan kendaraan mereka dalam sekejap—dan semuanya sah menurut hukum.Kisah Paul Boudreau dan Greta Blau jadi potret nyata dari polemik ini. Pada 2021, mobil mereka ditarik karena dianggap registrasinya kedaluwarsa. Padahal, saat itu kantor DMV baru saja dibuka kembali pasca-COVID, dan antrean pendaftaran membentang hingga 6–10 minggu."Mobil kami disita, dan beberapa minggu kemudian tiba-tiba sudah akan dijual," kata Boudreau kepada CBS News, dikutip Sabtu, 5 Juli. “Saya kehilangan mobil saya… dan itu sepenuhnya legal di Connecticut. Padahal, siapa bisa menyiapkan 300 sampai 800 dolar AS dalam semalam?” tambahnya.1.000 Mobil Disita, Warga Tak Tinggal DiamBlau menambahkan, kompleks apartemen tempat mereka tinggal seakan jadi sasaran empuk. "Dalam dua tahun, mereka sudah ambil 1.000 mobil di sini," ungkapnya. Ia dan Boudreau bahkan membentuk kelompok warga untuk mengawasi praktik ini.Target utama mereka? Perusahaan derek MyHoopty.com LLC, yang dituding sengaja mengincar lingkungan kelas pekerja dan masyarakat berpenghasilan rendah. "Mereka beroperasi di kompleks-kompleks seperti ini. Tempat orang miskin tinggal," ujar Blau.Tekanan warga akhirnya memaksa pengelola apartemen melarang perusahaan itu masuk. Tapi investigasi CBS News menemukan bahwa MyHoopty masih beroperasi di kompleks-kompleks lain, bahkan melakukan patroli subuh secara diam-diam.Dalam salah satu pengintaian pukul 05.30 pagi, kru CBS melihat truk MyHoopty bersiap menarik mobil milik produser mereka. Beruntung, kru berhasil memindahkan mobil sebelum sempat diangkut.Saat dikonfirmasi, pemilik MyHoopty, Michael Festa, berdalih tindakannya sesuai aturan. “Saya pikir itu adil. Kami hanya menegakkan peraturan yang sudah ditetapkan pihak apartemen,” katanya.Namun, publik menilai sebaliknya. Banyak yang menyebut undang-undang ini memberi celah praktik "predator" terhadap warga tak mampu, yang kesulitan membayar biaya derek dan penyimpanan dalam waktu singkat.Tekanan untuk merevisi undang-undang pun terus menguat. Para aktivis dan warga mendesak perlindungan lebih bagi masyarakat rentan agar mereka tak jadi korban sistem yang dianggap timpang.