Suriah Siap Kerja Sama dengan AS untuk Kembali ke Perjanjian Pelepasan 1974

Wait 5 sec.

Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Foto: REUTERS/Ammar AwadSuriah menyatakan siap bekerja sama dengan AS untuk mengimplementasikan kembali Perjanjian Pelepasan 1974 dengan Israel.Dikutip dari AFP, Sabtu (5/7), Menlu Suriah Asaad al-Shaibani usai berbincang dengan Menlu AS Marco Rubio, lewat sambungan telepon, menyampaikan Damaskus ingin bekerja sama dengan AS untuk kembali ke Perjanjian Pelepasan 1974.Perjanjian Pelepasan 1974 atau Perjanjian 1974 mengatur soal gencatan senjata dan penarikan pasukan kedua negara dan menyepakati garis pemisahan wilayah kedua negara. Namun, Israel menyatakan perjanjian ini tidak berlaku setelah rezim Bashar al-Assad digulingkan pada Desember 2024. Shaibani mengatakan dalam percakapan dengan Rubio, ia menerima undangan formal untuk mengunjungi Washington sesegera mungkin. Keduanya juga membahas partisipasi Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa dalam Sidang Umum PBB yang akan datang.Tak hanya itu, keduanya juga membahas ancaman Iran di Suriah."Damaskus menyampaikan kekhawatirannya atas upaya Iran untuk ikut campur dalam urusan Suriah, khususnya setelah serangan yang baru-baru ini menargetkan Teheran," kata Shaibani terkait perang Iran dan Israel yang berlangsung selama 12 hari.Iran sebelumnya memiliki pengaruh politik dan militer di Suriah, dan memberikan dukungan kepada rezim al-Assad selama perang saudara Suriah pada 2011.Israel Kembali Serang Suriah setelah Rezim al-Assad TumbangKendaraan militer Israel lapis baja terlihat di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Foto: REUTERS/Ammar AwadSetelah rezim al-Assad digulingkan pada Desember 2024, Israel meluncurkan ratusan serangan terhadap Suriah dan menempatkan pasukannya di zona penyangga Dataran Tinggi Golan. Menurut PBB, apa yang dilakukan Israel merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Pelepasan.Israel juga meluncurkan ratusan serangan udara ke target militer di Suriah, dan menyerbu wilayah selatan Suriah.Pemerintahan baru Suriah enggan merespons serangan dan mengakui melakukan pembicaraan tidak langsung dengan Israel untuk mengurangi ketegangan.Menlu Israel Gideon Saar pada Senin (30/6) lalu mengatakan pihaknya tertarik menormalisasi hubungan dengan Suriah dan Lebanon. Meski demikian, dia menyatakan Dataran Tinggi Golan tetap menjadi bagian Israel di bawah perjanjian perdamaian di masa depan.AS juga mendorong upaya diplomatik menuju kesepakatan normalisasi antara Suriah dan Israel. Utusan khusus AS, Thomas Barrack, pada minggu lalu mengatakan perdamaian antara kedua negara saat ini dibutuhkan.Saat diwawancarai The New York Times, Barrack mengkonfirmasi bahwa minggu ini Suriah dan Israel akan terlibat dalam pembicaraan bermakna yang ditengahi AS untuk mengakhiri konflik.Baik Suriah dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Suriah tidak mengakui Israel dan kedua negara secara teknis berperang sejak 1948.Israel menalukkan sekitar dua pertiga Dataran Tinggi Golan dari Suriah selama perang Arab-Israel pada 1967. Israel kemudian menganeksasi Dataran Tinggi Golan pada 1981 dan selain AS, langkah itu tidak diakui oleh banyak negara.