IHSG Rentan Terkoreksi Imbas Iran-Israel, Simak Saham yang Direkomendasikan

Wait 5 sec.

Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak melemah di rentang 6.820-6.850 pada pembukaan perdagangan Senin (23/6). Sebelumnya, pada Jumat (20/6) IHSG ditutup turun 61,501 poin (0,88 persen) ke posisi 6.907,138.Analis Phintraco Sekuritas, menjelaskan secara teknikal, negatif slope MACD melebar dan volume jual meningkat.“Sehingga diperkirakan IHSG masih rentan koreksi dan menguji support 6.820-6.850,” tulis Analis Phintraco, Senin (23/6).Melemahnya IHSG dikarenakan investor khawatir akan dampak ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya intensitas ketegangan geopolitik global, khususnya saat konflik Iran-Israel.Berlanjutnya pelemahan rupiah seiring dengan penguatan dolar AS juga membebani indeks. Kata Analis Phintraco, kecemasan AS akan ikut serta dalam perang Israel-Iran telah menjadi faktor negatif pada pekan ini.Namun kekhawatiran tersebut sedikit mereda setelah Presiden Trump menyatakan bakal menunggu selama dua pekan sebelum memutuskan untuk ikut berperang melawan Iran.“Trump akan menggunakan waktu dua pekan tersebut untuk keputusan penting lainnya, termasuk negosiasi tarif dan harapan bahwa Iran mau untuk kembali ke meja perundingan,” tulisnya.Adapun, saham-saham yang dapat direkomendasikan Phintraco Sekuritas di Senin (23/6) adalah AUTO, GJTL, MAPA, ERAA, dan BTPS.Senada, MNC Sekuritas memprediksi IHSG pada Senin (23/6) akan melemah. IHSG bakal melanjutkan koreksinya di rentang 6.720-6.800.“IHSG sudah mencapai koreksi minimal yang kami berikan sekaligus menutup area gap-nya, dan saat ini posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave B,” kata Analis MNC Sekuritas, Senin (23/6).Saham-saham yang dapat direkomendasikan MNC Sekuritas pada Senin (23/6) meliputi MBMA, PNBN, SMDR, dan TKIM.***Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.