Apple Inc. memanfaatkan teknologi generative AI guna mempercepat proses perancangan chip (foto: x @PatentlyApple)JAKARTA – Apple Inc. tertarik untuk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan generatif (generative AI) guna mempercepat proses perancangan chip khusus yang menjadi inti dari berbagai perangkat buatannya. Hal ini dikatakan oleh eksekutif senior perangkat keras perusahaan asal Cupetino tersebut Mei 2025.Johny Srouji, Wakil Presiden Senior Teknologi Perangkat Keras Apple, menyampaikan hal ini dalam pidatonya di Belgia saat menerima penghargaan dari Imec, sebuah lembaga penelitian dan pengembangan semikonduktor independen yang bekerja sama dengan sebagian besar produsen chip terbesar di dunia.Dalam pidato tersebut Srouji menjelaskan perjalanan Apple dalam mengembangkan chip khusus, mulai dari chip A4 pertama yang digunakan pada iPhone tahun 2010 hingga chip terbaru yang digunakan pada komputer Mac dan headset Vision Pro.Ia menyatakan bahwa salah satu pelajaran utama yang dipetik Apple adalah pentingnya penggunaan alat-alat tercanggih untuk mendesain chip, termasuk perangkat lunak desain chip terbaru dari perusahaan EDA (Electronic Design Automation).Dua perusahaan utama dalam industri EDA—Cadence Design Systems dan Synopsys —telah berlomba-lomba menambahkan fitur kecerdasan buatan ke dalam perangkat lunak mereka.“Perusahaan EDA sangat penting dalam mendukung kompleksitas desain chip kami,” kata Srouji. “Teknik AI generatif memiliki potensi tinggi untuk menghasilkan lebih banyak desain dalam waktu lebih singkat, dan ini bisa menjadi dorongan besar bagi produktivitas.”Ia juga mengungkapkan bahwa pelajaran penting lainnya dalam proses desain chip Apple adalah berani mengambil keputusan besar dan tidak menoleh ke belakang.Saat Apple memutuskan untuk memindahkan lini komputer Mac—produk aktif tertua perusahaan—dari chip Intel ke chip buatan sendiri pada tahun 2020, perusahaan tidak menyiapkan rencana cadangan apabila langkah tersebut gagal.“Memindahkan Mac ke Apple Silicon adalah taruhan besar bagi kami. Tidak ada rencana cadangan, tidak ada opsi membagi lini produk—kami benar-benar all in, termasuk upaya besar-besaran di sisi perangkat lunak,” ujar Srouji.