Foto udara lokasi pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada Sabtu (14/6/2025). Foto: BPBD Kabupaten PurwakartaKepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), Hadi Wijaya, merekomendasikan warga terdampak di perkampungan Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Jawa Barat direlokasi.Dia menyebut pergerakan tanah di Pasir Munjul awalnya hanya seluas 2 hektare. Namun saat ini terjadi perluasan area longsoran hingga 10 hektare: 6 hektare di Cigintung, 4 hektare di Kampung Sukamulya.Oleh karenanya, Hadi merekomendasikan agar area terdampak, khususnya di Kampung Cigintung segera disterilkan alias diubah menjadi lahan hijau."Kami rekomendasikan agar di-clearance, tidak ada pemukiman agar diubah jadi daerah perkebunan, sawah tapi dengan asumsi tanamannya berakar kuat dan dalam," ungkap Hadi kepada kumparan, Kamis (19/6)."Yang kedua kami sampaikan bahwa jalan yang putus itu tidak digunakan, harus dibuat alternatif termasuk jalan yang di bawah efek longsorannya," lanjut dia.Relawan melihat akses jalan rusak terdampak bencana pergerakan tanah di Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (6/12/2024). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTODia mengungkap pergerakan tanah di wilayah Pasirmunjul terjadi sejak April hingga Juni. Tidak menutup kemungkinan fenomena ini berlanjut, sebab, lanjut dia, pergerakan tanah saat ini situasinya meluas dari yang awalnya 2 hektare kini menjadi 10 hektare."Harapan kami ini kan semuanya kuncinya ke curah hujan juga, tapi dengan perluasan itu saya kira itu final dari kami perluasan dua kali lipat, dari awalnya dua hektare menjadi 10 hektare," jelas Hadi."Hari ini dengan kedatangan Pak Menko PMK, Wamen PU, Sekda, Kepala BNPB sudah clear informasinya. Kita sebaiknya tidak ada lagi pemukiman, diubah jadi lahan hijau," tandasnya.