Foto: Anthropic JAKARTA - Anthropic tampaknya berhasil menang atas tuduhan pelanggaran hak cipta yang diajukan oleh beberapa penulis, terkait penggunaan karya mereka untuk pelatihan model kecerdasan buatannya (AI). Hakim federal di San Francisco memutuskan bahwa penggunaan buku oleh Anthropic tanpa izin untuk melatih sistem AI nya adalah sah menurut hukum hak cipta AS. Hakim Distrik AS William Alsup bahkan mengatakan Anthropic melakukan “penggunaan yang wajar”.“Perintah ini memberikan putusan ringkasan untuk Anthropic bahwa penggunaan pelatihan adalah penggunaan yang wajar,” tulis Alsup dalam putusannya. Meski demikian, perusahaan tersebut masih terjerat kasus hukum dan harus diadili atas cara mereka memperoleh buku-buku tersebut, yang diklaim mengunduh buku dari “perpustakaan bayangan” online yang berisi buku-buku bajakan.Alsup juga menyatakan dalam putusannya bahwa Anthropic tetap harus diadili pada bulan Desember atas dugaan pencurian karya mereka untuk melatih chatbot Claude miliknya. “Kami akan melakukan persidangan atas salinan bajakan yang digunakan untuk membuat perpustakaan pusat Anthropic dan kerugian yang diakibatkannya, baik aktual maupun berdasarkan undang-undang,” lanjut putusan tersebut. Ia juga menekankan jika Anthropic membeli salinan resmi dari buku-buku yang sebelumnya diambil secara ilegal dari internet, bukanlah langkah yang akan serta merta membebaskan perusahaan tersebut dari tanggung jawab hukum. Namun, hal tersebut dapat menjadi faktor yang meringankan dalam penentuan besaran ganti rugi yang harus dibayarkan. Kasus ini bermula pada akhir tahun 2023, di mana Joseph Bartz, penulis dan pendidik, bersama sejumlah penerbit besar, menggugat perusahaan AI Anthropic di Pengadilan Distrik AS California, dengan penggunaan salinan bajakan dari buku-buku berhak cipta untuk melatih model AI Claude, tanpa izin atau kompensasi. Penggugat menuduh adanya pelanggaran hak cipta yang disengaja dan berskala besar, serta menuntut ganti rugi atas kerugian yang ditimbulkan.