Ilustrasi rudal Iran. (Wikimedia Commons/Tasnim News Agency/Amin Ahouei)JAKARTA - Iran dilaporkan memindahkan rudal balistiknya ke wilayah tengah negara itu untuk menghindari kerusakan akibat serangan udara Israel di wilayah barat Iran.Pemindahan itu membuat tiga dari delapan medium range ballistic missile Iran dikatakan mengurangi kemampuannya untuk mencapai sasaran di Israel. Selain rentetan 20 rudal yang menghantam rumah sakit Israel pada hari Kamis, Iran tidak dapat melancarkan serangan skala besar atau efektif.Militer terpaksa melepaskan tembakan dari daerah Isfahan di Iran bagian tengah, sekitar 1.600 km dari target Israel, dikutip dari The National 20 Juni.Dikutip dari Institute Study of War via The National, Iran memiliki delapan medium-range missile, meliputi Haj Qasem (jarak jangkau 1.400km), Fatah (1.400km), Kheibar Shekan (1.450km), Ghadr-H (1.650km), Paveh (1.650km), Emad (1.700km), Ghadr-F (1.950km) dan Sejjil-1 (2.000km)Rudalnya yang lebih canggih, Fatah-1 dan Haj Qasem, kini tidak akan mampu menjangkau target dengan jangkauan hanya 1.400 km, begitu pula Kheibar Shekan, yang dapat mencapai jarak 1.450 km.Ilustrasi peluncuran rudal Iran. (Wikimedia Commons/Hossein Velayati)Fatah-1 disebut-sebut sebagai rudal hipersonik dengan kemampuan terbang dengan kecepatan sangat tinggi – mendekati 18.600 km/jam – sekaligus mampu bermanuver di tengah penerbangan, sehingga sulit dicegat.Rudal ini juga merupakan senjata jarak menengah yang lebih presisi dan, karena berbahan bakar padat, lebih mudah diangkut, kata Behnam Ben Taleblu, analis Iran-Amerika yang tinggal di AS."Iran tidak memiliki banyak rudal balistik jarak menengah dengan jangkauan lebih tinggi yang berbahan bakar padat, jadi mereka sekarang menggunakan rudal berbahan bakar cair," katanya.Diketahui, rudal berbahan bakar cair kurang akurat dan butuh waktu lebih lama untuk diluncurkan, karena harus diisi dengan propelan di lokasi karena mengangkutnya yang sudah diisi bahan bakar terlalu berbahaya."Itu membuat mereka lebih rentan untuk diluncurkan dan itulah sebabnya Israel sangat sukses karena Anda benar-benar dapat melihat benda-benda ini diluncurkan. Anda dapat menghancurkannya di sana bahkan sebelum lepas landas," imbuh Ben Taleblu.Situasi semakin sulit setelah Israel mengklaim sukses menghancurkan setengah dari semua peluncur rudal dan hingga 40 persen dari persediaan rudal Iran.Ilustrasi rudal Iran. (Wikimedia Commons/Tasnim News Agency/Amin Ahouei)Iran kini harus menggunakan senjata Emad (jangkauan 1.700 km) dan Ghadr (jangkauan 1.950 km), yang menggunakan bahan bakar cair dan rentan serta sulit diangkut.Pada jarak 2.000 km, Sejjil-1 berbahan bakar padat memiliki jangkauan terjauh dan digunakan dalam serangan tunggal untuk pertama kalinya pada hari Rabu, yang "mungkin mencerminkan kebutuhan Iran untuk meluncurkan rudal jarak jauh dari dalam wilayah Iran yang lebih dalam", kata lembaga pemikir Institute for the Study of War dalam sebuah laporan."Iran baru-baru ini menggunakan lebih sedikit rudal untuk menyerang Israel karena mengalami kesulitan mengoordinasikan serangan besar terhadap Israel, bukan karena Iran menyimpan persediaan rudal balistiknya yang tersisa," tambahnya.Dalam serangan balasan pertamanya sebagai respons terhadap operasi kejutan Israel pada Jumat minggu lalu, Iran menembakkan 200 rudal, diikuti oleh 75 rudal sehari kemudian dan 94 rudal pada Minggu.Pada Hari Senin, Iran hanya berhasil menembakkan 22 rudal, 47 rudal lainnya pada Selasa dan satu rudal pada Rabu, sebelum rentetan 20 roket pada Kamis.Lebih jauh, Israel telah menargetkan pabrik rudal balistik untuk mencegah Iran mengisi kembali persediaan rudalnya yang semakin menipis.Para analis yakin Iran sekarang akan enggan menggunakan persediaan rudal jarak jauhnya yang tersisa kecuali jika mereka melihat konflik dengan Israel sebagai ancaman eksistensial.Ben Taleblu berpendapat, persediaan rudal Iran sekarang mungkin di bawah 1.000, karena Teheran "perlu mempertahankan sesuatu dalam hal kemampuan dan kapasitas mereka untuk mempertahankan rezim dalam pikiran mereka, dalam skenario pascakonflik".