Jubir Kemlu Roy Soemirat. (Kemlu RI/Infomed/Zaqia)JAKARTA - Serangan Israel yang menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran tidak hanya melanggar kedaulatan dan keutuhan wilayah serta hukum internasional, tetapi juga bisa memicu bencana kemanusiaan.Israel meluncurkan serangan udara dalam operasi "Raising Lion" yang diklaim menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran pada Jumat dinihari pekan lalu. Serangan itu memicu balasan dari Iran dan hingga Rabu dinihari saling serang masih berlangsung."Pemerintah Indonesia mengutuk serangan Israel ke Iran dan ini pelanggaran keutuhan wilayah dan kedaulatan Iran," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Rolliansyah "Roy" Soemirat dalam keterangan pers melalui zoom dari Rusia, Rabu 18 Juni.Salah satu perhatian Pemerintah Indonesia dalam serangan Israel menurut Roy adalah keamanan dan keselamatan instalasi nuklir Iran."Sebagaimana aturan internasional yang berlaku, dalam hal ini yang disepakati anggota PBB dan dikeluarkan IAEA, dalam situasi apa pun instalasi nuklir tidak dapat diserang, karena dapat membahayakan keselamatan manusia dan merusak lingkungan hidup," tegas Roy."Serangan atau ancaman serangan terhadap instalasi nukli akan membahayakan rezim pengaturan non-proliferasi senjata nuklir yang saat ini dijunjui tinggi bersama seluruh negara pihak pada Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir," lanjutnya."Ancaman serangan terhadap intalasi nuklir di Iran juga tentunya mengancam keselmatan penduduk sipil, termasuk WNI dan berpotensi menjadi bencana kemanusiaan," tandas Roy.Ia menambahkan, Indonesia dan negara-negara lain aktif dalam pertemuan di IAEA menyampaikan posisinya mengenai perkembangan yang terjadi antara Iran dan Israel.Israel Defense Forces (IDF) mengonfirmasi, serangan pada Hari Jumat lantaran memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk membuat beberapa bom dalam beberapa hari, sehingga perlu bertindak, dikutip dari The Times of Israel.Israel diketahui menargetkan tiga fasilitas nuklir kunci Iran di Natanz, Isfahan dan Fordow, serta sejumlah ilmuwan yang terkait riset dan pengembangan nuklir Iran, seperti melansir CNN. Teheran sendiri mengatakan berhak atas tenaga nuklir yang damai, tetapi program pengayaan uraniumnya yang berkembang pesat telah menimbulkan kekhawatiran di Barat dan di seluruh Teluk, negara itu ingin mengembangkan senjata nuklir."Kami membela diri; pembelaan kami sepenuhnya sah. Pembelaan ini adalah respons kami terhadap agresi. Jika agresi berhenti, tentu saja respons kami juga akan berhenti," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi Hari Minggu.Iran sendiri sebelum serangan tengah melakukan perundingan untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump. Sedianya, putaran keenam perundingan akan dilakukan pada Minggu 15 Juni lalu di Oman."Dinamika terakhir di Iran khususnya dan Timur Tengah umumnya mendapat perhatian Presiden RI dan Menteri Luar Negeri," kata Roy."Pemerintah Indonesia akan terus mengeluarkan kebijakan paling tepat terkait sikap-sikap yang dilakukan para aktor terkait dalam konflik yang saat ini sedang terjadi," pungkasnya.