Tes Skrining Kanker Berbasis Urin Menunjukkan Harapan Baru Deteksi Dini Non-Invasif

Wait 5 sec.

Ilustrasi screening kanker berbasis urine (Freepik)JAKARTA - Sebuah inovasi terbaru dari Jepang menawarkan harapan baru dalam deteksi dini kanker. Alat tes berbasis urin yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan Craif Inc. mampu mengidentifikasi potensi kanker pada tahap sangat awal tanpa perlu prosedur invasif seperti pengambilan darah.Craif Inc., sebuah startup yang berakar dari Universitas Nagoya dan berdiri sejak 2018, menciptakan alat ini untuk mendeteksi risiko terhadap tujuh jenis kanker sekaligus, termasuk kanker paru-paru, usus besar, dan pankreas. Teknologi ini telah diuji di komunitas-komunitas kecil di Hokkaido, Jepang utara, dengan hasil yang menjanjikan.Kit tes yang diberi nama "miSignal" diberikan secara gratis kepada warga sepanjang tahun hingga Maret 2025. Alat ini bekerja dengan mengidentifikasi keberadaan microRNA penanda biologis (biomarker) yang berkaitan erat dengan aktivitas sel kanker dalam jumlah kecil urin.  Menurut Profesor Tatsuya Kato dari Rumah Sakit Universitas Hokkaido, alat ini berhasil mendeteksi kanker yang sulit ditemukan melalui metode konvensional seperti rontgen. Ia menekankan alat ini sangat bermanfaat bagi wilayah terpencil seperti Hokkaido yang menghadapi keterbatasan fasilitas medis."Kami berhasil mendeteksi dan menangani kanker yang sulit ditemukan lewat pemeriksaan rontgen," kata Profesor Hokkaido.Hasil dari survei penggunaan kit ini dipresentasikan dalam pertemuan Asosiasi Bedah Dada Jepang pada Mei lalu. Salah satu temuan signifikan adalah keberadaan tumor di paru-paru seorang wanita berusia 60-an yang belum pernah menjalani pemeriksaan kanker paru selama lebih dari lima tahun. Tumor tersebut teridentifikasi sebagai adenokarsinoma in situ, atau kanker stadium nol, dan berhasil ditangani melalui operasi.Selain itu, indikasi awal sel pra-kanker juga ditemukan pada enam peserta lainnya—terutama di organ usus besar dan pankreas—berdasarkan hasil pengujian.Statistik dari Pusat Kanker Nasional Jepang menunjukkan bahwa satu dari dua orang di negara tersebut berpotensi mengalami kanker dalam hidupnya. Bahkan, satu dari empat pria dan satu dari enam wanita diperkirakan meninggal akibat penyakit tersebut, menegaskan pentingnya deteksi dini dalam menekan angka kematian akibat kanker.