Atletico Madrid salahkan kepemimpinan wasit sepanjang Piala Dunia Antarklub 2025 (Instagram/@atleticodemadrid).JAKARTA - Kebangkitan Atletico Madrid untuk berjuang mendapat tiket lolos ke fase gugur Piala Dunia Antarklub 2025 sia-sia.Kemenangan 1-0 atas Botafogo pada laga terakhir Grup B, Selasa, 24 Juni 2025 WIB, tak cukup membawa mereka merangsek ke dua besar.Mereka harus puas mengakhiri fase grup di peringkat ketiga dengan koleksi enam poin, sama dengan Paris Saint-Germain dan Botafogo yang akhirnya lolos ke babak 16 besar.Tim asuhan Diego Simeone harus mengemas koper lebih awal karena kalah dalam selisih gol dari PSG dan Botafogo.Hanya saja, bagi pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, alasan terbesar timnya tidak masuk babak 16 besar sudah jelas, yaitu wasit.Kerusakan sebagian besar terjadi pada kekalahan telak 0-4 pada laga pembuka grup melawan PSG. Skor yang pada akhirnya terbukti fatal bagi ambisi mereka dalam ajang perebutan gelar bernilai jutaan dolar dari FIFA tersebut.Saat merenungkan pertandingan, Simeone mengungkapkan rasa bangganya atas usaha para pemainnya, tetapi menyesalkan apa yang dianggapnya sebagai wasit buruk."Bangga dengan kerja keras anak-anak. Kami memberikan segalanya yang kami miliki. Kami memenangi dua dari tiga pertandingan. Meskipun begitu, sayangnya kami tersingkir.""Dengan enam poin, itu tidak buruk. Namun, pertandingan melawan PSG mengutuk kami, di mana setiap keputusan wasit selalu merugikan kami.""Pertandingan hari ini juga memiliki keputusan penalti yang dibatalkan setelah tinjauan VAR. Kami tahu apa yang perlu kami tingkatkan. Hasil ini akan membantu kami maju," kata Simeone kepada DAZN setelah kemenangan atas Botafogo.Anak asuh Simeone tiba di Amerika Serikat dengan harapan tinggi. Mereka memboyong penyerang Argentina, Julian Alvarez, mantan kapten Perancis, Antoine Griezmann, dan beberapa nama internasional lainnya.Namun, kekalahan telak mereka dari PSG dan penampilan yang kurang bersemangat secara keseluruhan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang arah tim di bawah Simeone yang telah lama menjabat.Griezmann tampil menonjol saat melawan Botafogo, mencetak gol penentu, dan memberikan percikan langka bagi tim yang kesulitan meniru kehebatan bertahan yang terlihat pada tahun-tahun terbaik Simeone, saat mereka mencapai dua final Liga Champions."Kami tidak bisa fokus pada wasit. Terkadang kami tidak dalam performa terbaik. Kami harus mengatasinya," kata Griezmann setelah menang atas Botafogo.Meskipun mendominasi penguasaan bola, Atletico jarang merepotkan pertahanan terorganisasi Botafogo dan membutuhkan kiper mereka Jan Oblak untuk menunjukkan keajaiban untuk menghindari hasil terburuk.Kekalahan sebelumnya oleh PSG telah mengungkap kelemahan yang sudah dikenal, termasuk pertahanan yang lemah terhadap pemain sayap dan kurangnya kreativitas di sepertiga akhir--masalah yang telah mengganggu mereka selama empat musim tanpa trofi berturut-turut.Yang menambah kesengsaraan Atletico ialah melihat rival berat, Real Madrid, yang siap melaju di Piala Dunia Antarklub 2025.Dengan masa introspeksi di luar musim, Atletico menghadapi tantangan besar untuk membangun kembali dan merebut kembali status sebagai pesaing di semua lini.