Cegah Kekacauan, Trump Tak Ingin Pergantian Rezim Iran

Wait 5 sec.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei/DOK FOTO via Wikimedia CommonsIranian travel guidesJAKARTA - Presiden Donald Trump mengklaim dirinya tidak menginginkan pergantian rezim di Iran. Trump mengaku tak ingin melihat "kekacauan."Ketika diminta untuk mengklarifikasi unggahan media sosialnya akhir pekan lalu, Trump mengatakan kepada wartawan di Air Force One: "Tidak, jika memang ada, ya ada, tetapi tidak, saya tidak menginginkannya. Saya ingin melihat semuanya tenang secepat mungkin.""Pergantian rezim membawa kekacauan, dan idealnya kita tidak ingin melihat begitu banyak kekacauan," sambung Trump dilansir CNN. "Anda tahu, orang Iran adalah pedagang yang sangat baik, pebisnis yang sangat baik, dan mereka punya banyak minyak. Mereka seharusnya baik-baik saja. Mereka seharusnya bisa membangun kembali dan melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka tidak akan pernah punya nuklir, tetapi selain itu, mereka seharusnya melakukan pekerjaan yang hebat,” tutur Trump.Trump sebelumnya mengemukakan kemungkinan pergantian kepemimpinan di Iran setelah AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran selama akhir pekan."Tidaklah benar secara politis untuk menggunakan istilah, 'Pergantian Rezim,' tetapi jika Rezim Iran saat ini tidak mampu MEMBUAT IRAN HEBAT LAGI, mengapa tidak akan ada pergantian Rezim??? MIGA!!!" tulis Trump di Truth Social pada Minggu.Unggahan Trump muncul setelah sejumlah pejabat dalam pemerintahannya, termasuk Wakil Presiden AS JD Vance dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth menekankan AS tidak berupaya untuk menggulingkan pemerintah Iran."Misi ini bukan dan tidak akan pernah bertujuan untuk mengubah rezim," kata Hegseth kepada wartawan di Pentagon.Dia menyebut misi tersebut sebagai "operasi presisi" yang menargetkan program nuklir Iran.Vance dalam wawancara di NBC mengatakan "pandangan kami sudah sangat jelas bahwa kami tidak menginginkan perubahan rezim.""Kami tidak ingin memperpanjang atau memperluas ini lebih dari yang sudah dibangun. Kami ingin mengakhiri program nuklir mereka, dan kemudian kami ingin berbicara dengan Iran tentang penyelesaian jangka panjang di sini," sambung Vance, seraya menekaknan AS tidak tertarik untuk mengerahkan pasukan di lapangan."Operasi Midnight Hammer" hanya diketahui oleh sejumlah kecil orang di Washington dan di markas besar militer AS untuk operasi Timur Tengah di Tampa, Florida.