Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi. (Wikimedia Commons/Tasnim News Agency/Hamed Malekpour)JAKARTA - Iran siap kembali melanjutkan perundingan program nuklirnya dengan Amerika Serikat setelah mendapat jaminan Washington tidak kembali melakukan serangan, kata Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi.berunding dengan Washington segera setelah mendapat jaminan bahwa AS tidak akan menyerang lagi, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi."Saya tidak berpikir negosiasi akan dimulai kembali secepat itu. Agar kami dapat memutuskan untuk terlibat lagi, pertama-tama kami harus memastikan Amerika tidak akan kembali menargetkan kami dalam serangan militer selama negosiasi," kata Menlu Araghchi kepada CBS News, seperti dikutip dari TASS 1 Juli.Menlu Araghchi menyampaikan hal tersebut menanggapi pertanyaan apakah Teheran dan Washington akan menggelar perundingan pekan ini."Dan saya pikir dengan semua pertimbangan ini, kami masih membutuhkan lebih banyak waktu (untuk membuat keputusan)," tandasnya.Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada 25 Juni, kedua negara akan menggelar perundingan mengenai nuklir pada pekan depan (pekan ini).Pada tanggal 25 Juni, Presiden Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat dan Iran akan mengadakan pembicaraan nuklir minggu berikutnya. Kemudian, NBC News pada tanggal 28 Juni melaporkan Utusan Khusus Presiden AS Steve Witkoff akan mengadakan konsultasi dengan perwakilan Iran dalam beberapa hari mendatang mengenai kemungkinan perjanjian program nuklir.Menurut saluran TV tersebut, pembicaraan tersebut akan membahas penghentian pengayaan uranium Iran sebagai imbalan atas pelonggaran sanksi AS.Pihak berwenang Iran telah berulang kali menyatakan mereka tidak akan pernah meninggalkan pengembangan program nuklir damai, yang mencakup pengayaan uranium.Menurut Menlu Araghchi, selama konflik bersenjata 12 hari dengan Israel, Iran "menunjukkan dan membuktikan kami memiliki kemampuan untuk membela diri, dan kami akan terus melakukannya jika ada agresi yang dilancarkan terhadap kami."Ketika ditanya apakah mungkin untuk menyelesaikan konflik dengan AS secara damai, Menteri Luar Negeri Iran mencatat "pintu diplomasi tidak akan pernah tertutup rapat.""Tidak seorang pun dapat menghancurkan teknologi dan sains untuk pengayaan melalui pengeboman. Jika ada kemauan dari pihak kita, dan kemauan itu ada untuk sekali lagi membuat kemajuan dalam industri ini, kita akan dapat segera memperbaiki kerusakan dan menebus waktu yang hilang," tegas Menlu Araghchi.Diplomat tertinggi Iran itu juga mengatakan, "program nuklir damai negara itu telah berubah menjadi masalah kebanggaan dan kemuliaan nasional."Diketahui, Iran dan Amerika Serikat tengah dalam serangkaian putaran perundingan terkait program nuklir Teheran sejak April. Itu dilakukan dalam upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir, setelah keduanya keluar dari Kesepakatan Nuklir 2015 (JCPOA).Iran-AS sedianya menggelar putaran keenam perundingan di Oman pada 15 Juni, namun belum terealisasi setelah Israel melancarkan serangan dua hari sebelumnya. Itu disusul dengan serangan pengebom AS ke fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz dan Isfahan pada 21 Juni.