Grammarly secara resmi mengakuisisi Superhuman (foto: x @Grammarly)JAKARTA - Grammarly secara resmi mengakuisisi Superhuman, startup alat efisiensi email, sebagai bagian dari ekspansi strategis untuk membangun rangkaian produk produktivitas berbasis kecerdasan buatan (AI). Langkah ini menandai upaya perusahaan untuk memperluas jangkauan bisnisnya di luar layanan koreksi tata bahasa.Kedua perusahaan teknologi yang berbasis di San Francisco ini menolak mengungkapkan nilai akuisisi. Namun, Superhuman sebelumnya memiliki valuasi sebesar 825 juta dolar AS pada 2021, dengan pendapatan tahunan saat ini mencapai sekitar 35 juta dolar AS (sekitar Rp571,55 miliar).Akuisisi ini terjadi setelah Grammarly mendapatkan pendanaan segar senilai 1 miliar dolar AS (Rp16,3 triliun) dari General Catalyst. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk menciptakan ekosistem alat kerja berbasis AI yang lebih luas.Didirikan pada 2005, Grammarly kini memiliki lebih dari 40 juta pengguna aktif harian dan mencatatkan pendapatan tahunan lebih dari 700 juta dolar AS (sekitar Rp11,43 triliun). Perusahaan ini juga sedang mempertimbangkan perubahan nama sebagai bagian dari strategi transformasi bisnis.Superhuman sendiri telah mengumpulkan lebih dari 110 juta dolar AS dari investor besar seperti IVP dan Andreessen Horowitz. Dikenal karena kecepatannya, Superhuman mengklaim penggunanya dapat mengirim dan membalas 72% lebih banyak email per jam.Penggunaan fitur AI dalam penulisan email juga meningkat lima kali lipat dalam setahun terakhir. Namun, perusahaan ini juga harus bersaing dengan raksasa seperti Google dan Microsoft yang semakin memperkuat kemampuan AI di layanan email mereka.“Email masih menjadi alat komunikasi utama secara global. Profesional menghabiskan sekitar tiga jam setiap hari dalam kotak masuk mereka. Ini adalah aplikasi kerja yang paling sering digunakan dan sangat penting bagi setiap rangkaian produktivitas,” ujar Shashir Mehrotra, CEO Grammarly. “Superhuman jelas merupakan inovator terdepan di bidang ini.”Langkah ini menyusul akuisisi Grammarly tahun lalu terhadap startup Coda, yang memungkinkan integrasi agen AI untuk riset, analisis, dan kolaborasi. Mehrotra, salah satu pendiri Coda, menyebut email sebagai langkah logis berikutnya dalam pengembangan ekosistem produktivitas AI.CEO Superhuman, Rahul Vohra, bersama lebih dari 100 karyawan Superhuman akan bergabung dengan Grammarly. “Produk, tim, dan brand Superhuman akan tetap berlanjut,” kata Mehrotra. “Ini adalah produk yang telah digunakan oleh puluhan ribu pengguna dan kami ingin mereka terus tumbuh.”Vohra menambahkan bahwa kesepakatan ini akan membuka akses terhadap sumber daya yang lebih besar, memungkinkan Superhuman untuk berinvestasi lebih dalam pada pengembangan AI, serta memperluas cakupan produk ke kalender, tugas, dan kolaborasi.Keduanya melihat peluang besar untuk mengintegrasikan agen AI Grammarly langsung ke dalam Superhuman, dan menciptakan alat produktivitas yang lebih canggih untuk pelanggan enterprise. Visi mereka adalah membangun jaringan agen AI khusus yang dapat menarik informasi dari email, dokumen, dan berbagai alur kerja digital, sehingga menghemat waktu pengguna.Namun, Grammarly juga akan menghadapi persaingan ketat di pasar alat produktivitas AI, dari perusahaan raksasa seperti Salesforce hingga deretan startup baru yang berlomba memperkenalkan solusi serupa.