Perdana Berbincang Sejak 2022, Putin-Macron Bahas Perang di Ukraina hingga Iran

Wait 5 sec.

Presiden Putin saat melakukan panggilan telepon. (Sumber: Gabriel Grigorov/press service of the President of the Russian Federation via TASS)JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin membahas perang di Ukraina hingga Iran saat untuk pertama kalinya melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, setelah terakhir kali percakapan serupa dilakukan diinformasikan Kremlin berlangsung pada 11 September 2022Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah percakapan terakhir, topik pembicaraan kedua pemimpin meliputi situasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, penembakan Ukraina terhadap infrastruktur sipil Donbass, dan prospek kesepakatan gandum yang kemudian gagal karena kebijakan negara-negara Barat, dikutip dari TASS 2 Juli.Di Paris, kantor Presiden Macron mengatakan panggilan telepon tersebut berlangsung selama dua jam, dengan Pemimpin Prancis itu menyerukan gencatan senjata di Ukraina dan dimulainya negosiasi untuk mengakhiri konflik, seperti melansir Reuters.Sumber diplomatik Prancis mengatakan Presiden Macron telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelum dan sesudah panggilan telepon dengan Presiden Putin untuk memberinya pengarahan mengenai pembicaraan tersebut.Selain itu, Presiden Macron juga berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai pertukaran tersebut.Menurut layanan pers Kremlin, Presiden Putin mengatakan penting untuk menghormati hak Iran atas pengembangan energi nuklir secara damai, serta kepatuhannya yang berkelanjutan terhadap kewajibannya berdasarkan perjanjian nonproliferasi nuklir.Kantor Presiden Prancis mengatakan Presiden Macron, yang melihat ancaman nuklir Iran cukup serius untuk membenarkan keterlibatan kelima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, juga menekankan perlunya Iran bekerja sama sepenuhnya dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).Parlemen Iran menyetujui RUU bulan lalu untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA, pengawas nuklir PBB, setelah Israel dan Amerika Serikat mengebom situs nuklir Iran, yang bertujuan untuk mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir yang dibantah Iran.Presiden Macron "menyatakan tekadnya untuk mencari solusi diplomatik yang akan mengarah pada penyelesaian masalah nuklir yang langgeng dan ketat, pertanyaan tentang rudal Iran, dan perannya di kawasan itu," kata kantornya, seraya menambahkan kedua pemimpin telah memutuskan untuk "mengkoordinasikan" upaya mereka.Diketahui, Prancis dan Rusia sama-sama merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.Terkait Ukraina, Presiden Putin menegaskan kembali posisinya kepada Presiden Macron, perang tersebut merupakan "akibat langsung dari kebijakan Barat," yang menurutnya telah "mengabaikan kepentingan keamanan Rusia" selama beberapa tahun terakhir.Setiap kemungkinan perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina harus memiliki "karakter yang komprehensif dan berjangka panjang" dan didasarkan pada "realitas teritorial baru," Kremlin mengutip pernyataan Presiden Putin.Pemimpin Kremlin sebelumnya mengatakan Ukraina harus menerima aneksasi Rusia atas sebagian besar wilayahnya sebagai bagian dari setiap kesepakatan damai.Presiden Macron mengatakan Ukraina sendiri yang harus memutuskan apakah akan menerima konsesi teritorial atau tidak.Selama panggilan telepon Hari Selasa, kantor Macron mengatakan, "presiden menekankan dukungan Prancis yang tak tergoyahkan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina."Kantor Presiden Prancis menambahkan, Presiden Macron dan Presiden Putin bermaksud untuk melanjutkan diskusi mereka tentang Ukraina dan Iran.