Dolar AS dan Rupiah (Foto: Antara)JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 2 Juli diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).Untuk diketahui mengutip Bloomberg, pada hari Selasa, 1 Juli, Kurs rupiah spot di tutup turun 0,27 persen ke level Rp16.238 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat tipis 0,01 persen ke level harga Rp16.231 per dolar AS.Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa senat Amerika Serikat telah meloloskan secara prosedural RUU Pajak yang dikhawatirkan akan meningkatkan defisit."Rancangan Undang-undang tersebut, yang lolos tipis di Senat selama akhir pekan, mengusulkan perombakan besar-besaran kode pajak, termasuk pengurangan luas yang didanai oleh pemotongan program Medicaid dan energi hijau," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Rabu, 2 Juli.Ibrahim menambahkan bahwa Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan meningkatkan defisit fiskal sebesar 3,8 triliun dolar AS sehingga investor mulai khawatir bahwa pemotongan pajak yang agresif, yang dipasangkan dengan pengurangan belanja pemerintah, dapat mengikis disiplin fiskal dan memicu inflasi jangka panjan.Selain itu, ia menyampaikan bahwa fokus pasar hari ini adalah Pidato Ketua Federal Reserve Powell dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh ECB."Pasar akan menganalisis dengan saksama untuk mendapatkan petunjuk tentang kapan Fed akan mulai memangkas suku bunga," tuturnya.Sementara dari dalam negeri, Ibrahim Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mencapai surplus 4,3 miliar dolar AS per Mei 2025 dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus selama 61 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.Adapun, Indonesia mencatatkan ekspor senilai 24,61 miliar dolar AS atau naik 9,68 persen secara (year on year/YoY). Adapun, nilai impor mencapai 20,31 miliar dolar AS atau naik 4,14 persen (YoY). Alhasil Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang 4,3 miliar dolar AS.Pada Mei 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS dan neraca perdagangan indonesia telah mencatat surplus selama 61 bulan berturut turut sejak Mei 2020.Adapun, surplus pada Mei 2025 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non-migas yaitu sebesar 5,83 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewani/nabati (HS15), bahan bakar mineral (HS27), serta besi dan baja (HS72).Sebelumnya, data Manufaktur Indonesia kembali mengalami kontraksi, hal ini tercermin dalam laporan S&P Global Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia turun ke level 46,9 pada Juni 2025 dari bulan sebelumnya 47,4, angka dan terendah kedua sejak Agustus 2021 yang menunjukkan penurunan sektor produksi.Adapun, penurunan ini didorong oleh penurunan solid pada kondisi operasional pada pertengahan 2025 yang ditunjukkan dari penurunan output, aktivitas pembelian, dan ketenagakerjaan dimana penyebab utama penurunan adalah penurunan tajam permintaan atas barang produksi Indonesia.Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Rabu, 2 Juli 2025 dalam rentang harga Rp16.130 - Rp16.190 per dolar AS.