Mengakhiri Perang di Gaza dan Serangan di Tepi Barat Cara untuk Wujudkan Keamanan dan Stabilitas

Wait 5 sec.

Juru bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh. (Sumber: WAFA)JAKARTA - Juru bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh memperingatkan konsekuensi serius dari upaya pemerintah pendudukan Israel untuk menggagalkan upaya yang bertujuan mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza dan menghentikan agresinya di Tepi Barat.Upaya-upaya ini disabotase melalui penghancuran ribuan rumah di kamp pengungsi Jenin dan Tulkarm, evakuasi paksa penduduk, terorisme penjajah, dan pembantaian, pembunuhan, dan kelaparan yang terus berlangsung di Gaza, katanya seperti melansir WAFA 2 Juli.Lebih jauh, Abu Rudeineh meminta Pemerintah Amerika Serikat meningkatkan tekanan kepada Israel untuk menghentikan agresi secara menyeluruh di seluruh wilayah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem, serta menghentikan serangan terhadap tempat-tempat suci Islam dan Kristen.Ia mencatat, seruan AS untuk mengakhiri perang di Gaza harus didukung oleh sikap tegas dan praktis untuk menghentikan agresi terhadap kota, desa, dan kamp pengungsi di Tepi Barat, serta menegakkan resolusi legitimasi internasional, yang merupakan satu-satunya jalan yang layak untuk mencapai keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut."Rakyat Palestina menghadapi perang habis-habisan yang menargetkan kota, desa, dan kamp mereka, bersama dengan blokade keuangan. Namun, dengan keteguhan hati rakyat Palestina dan komitmen kepemimpinan mereka terhadap prinsip-prinsip nasional dan Yerusalem sebagai ibu kota abadi Negara Palestina, upaya ini akan gagal," tegasnya.Ia menambahkan, keamanan dan perdamaian sejati hanya dapat dicapai dengan mengakui hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pembentukan negara Palestina yang merdeka di sepanjang perbatasan tahun 1967.