Foto: Dok. AntaraJAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyiapkan berbagai inisiatif sebagai upaya untuk meningkatkan likuiditas perdagangan di pasar saham Indonesia.BEI menyiapkan layanan transaksi short selling dan layanan liquidity provider (penyedia likuiditas) saham, yang keduanya ditargetkan meluncur paling cepat pada kuartal III 2025.Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, BEI telah menetapkan sebanyak 411 saham yang dapat dipilih oleh anggota bursa (AB) liquidity provider, yang mana saat ini sebanyak 13 AB sedang dalam proses untuk menjadi AB liquidity provider.BEI menargetkan dapat meluncurkan layanan liquidity provider saham pada kuartal III-2025, sebagaimana diungkapkan dalam konferensi pers seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025.“Sebagai insentif kepada AB liquidity provider, bisa memilih tambahan saham-saham LQ45 dan saham-saham lainnya yang totalnya ada 200-an. Jadi, total ada lebih dari 600 saham yang bisa di liquidity provider-kan,” ujar Jeffrey, dikutip Antara, Kamis, 26 Juni.Terkait transaksi short selling, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, transaksi short selling paling cepat akan diluncurkan pada 26 September 2025, dengan terlebih dahulu melihat kondisi pasar.“Setidaknya di tanggal 26 September 2025 kita akan memulai perdagangan dengan short selling, atau bisa juga lebih lambat karena melihat kondisi market pada saat itu. Kalau memang kondisinya tidak favorable, kita mungkin akan berdiskusi lagi dengan OJK terkait dengan pembukaan perdagangan short selling,” ujar Irvan.Tidak hanya dua inisiatif itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengungkapkan, berbagai strategi BEI untuk meningkatkan likuiditas perdagangan di pasar modal Indonesia.Ia mengatakan, BEI akan bekerja sama dengan para stakeholders untuk menarik minat lighthouse company (perusahaan mercusuar) guna melangsungkan Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia.“Kami tentu saja bekerja sama dengan stakeholders juga perusahaan, agar makin banyak perusahaan-perusahaan yang lighthouse,” ujar Iman.BEI telah memperkenalkan produk derivatif baru yaitu Single Stock Futures (SSF) pada akhir tahun 2024 lalu, yang saat ini terdapat lima saham anggota indeks LQ45 yang menjadi konstituen underlying.Sebelumnya, BEI juga telah memiliki produk derivatif yaitu Structured Warrant (Waran Terstruktur).“Kita akan menambah jumlah perusahaan yang lain untuk Single Stock Futures (SSF). Untuk Structured Warrant samping yang ada sekarang ini call, sudah kita tambah put. Jadi call dan put,” ujar Iman.