Suasana nikah massal yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (28/6/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanSebanyak 100 pasangan mengikuti prosesi nikah massal yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (28/6).Pernikahan massal bertajuk “Cinta dalam Ridha Ilahi” ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah.Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag, Cecep Khairul Anwar, menyebut pasangan tertua dalam kegiatan ini berusia 64 tahun.“Perlu kami sampaikan yang untuk nikah massal ini yang tersepuhnya itu di usia 64 tahun. Yang termudanya 19 tahun,” ujar Cecep kepada wartawan.Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama, Cecep Khairul Anwar menghadiri pernikahan massal di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (28/6/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparan“Dan ini sesuai dengan regulasi undang-undang kita,” sambungnya.Menurut Cecep, program ini merupakan yang pertama kali digelar Kemenag bertepatan dengan Muharram, dan untuk pertama kalinya pula dilangsungkan di Masjid Istiqlal. Sebelumnya, kegiatan serupa pernah dilakukan di lokasi berbeda.Cecep menjelaskan bahwa program nikah massal ini tidak hanya menyatukan pasangan secara sah menurut hukum dan agama, tetapi juga memberikan jaminan hukum dan layanan publik sipil.“Intinya negara hadir dalam memberikan jaminan sipil kepada masyarakat,” katanya.Cecep menyebut, peserta berasal dari tiga provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Mereka mendaftar melalui Kantor Urusan Agama (KUA) masing-masing dan harus lolos verifikasi administratif, termasuk memastikan tidak ada unsur poligami atau pernikahan di bawah umur.“Kami juga harus pertanggungjawabkan sampai akhir pada Tuhan. Karena kan ini menghalalkan yang haram,” kata Cecep.Ijab kabul serentak yang dilakukan oleh 100 pengantin saat nikah massal di Masjid Istiqlal, Sabtu (28/6/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanKegiatan ini disaksikan langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar. Dalam konferensi pers usai prosesi, Nasaruddin menyebut antusiasme publik terhadap program ini sangat tinggi.“Sebetulnya kalau kita tidak menutup, itu bisa sampai seribu di DKI Jakarta saja,” ucapnya.Nasaruddin mengatakan seluruh biaya pernikahan ditanggung oleh negara, termasuk mahar, make-up, akta nikah, dan fasilitas hotel untuk para pengantin.“Nah inilah kecerdasan kami di Kementerian Agama, menggandeng para pihak untuk membiayai perkawinan ini. Satu sen pun tidak ada yang dibayar,” ujarnya.Dia menyebut pernikahan ini juga sebagai bentuk penghematan bagi masyarakat.“Bayangkan kalau seratus orang ini mempersiapkan lima juta rupiah anggaran perkawinannya. Lima juta kali seratus bisa mendapatkan berapa itu? Iya, miliaran itu ya,” tambahnya.