Dolar AS dan Rupiah (Foto: dok. Antara)JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 1 Juli diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).Untuk diketahui mengutip Bloomberg, pada hari Senin, 30 Juni, Kurs rupiah spot di tutup turun 0,27 persen ke level Rp16.238 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat tipis 0,01 persen ke level harga Rp16.231 per dolar AS.Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa AS dan Tiongkok telah secara resmi menandatangani perjanjian perdagangan, yang secara efektif mengakhiri perang dagang yang sedang berlangsung."Sementara itu, perjanjian perdagangan AS-Inggris mulai berlaku Senin, memangkas tarif mobil hingga 10 persen dan sepenuhnya menghapus bea masuk suku cadang pesawat," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa, 1 Juli.Meski begitu, ia menyampaikan bahwa batas waktu 9 Juli sudah dekat untuk kemungkinan penerapan kembali bea masuk pada mitra dagang lainnya, dan untuk tarif baja dan aluminium global.Ibrahim menyampaikan terkait geopolitik, Iran telah menunjukkan tanda-tanda fleksibilitas, condong ke arah diplomasi, karena perwakilannya di PBB mengatakan bahwa Teheran terbuka untuk membentuk konsorsium nuklir regional jika terjadi kesepakatan dengan Washington yang menambah optimisme pasar adalah kemungkinan berakhirnya perang Israel-Gaza dalam waktu dua minggu.Selain itu, pengukur inflasi pilihan Federal Reserve (Fed), Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti pada bulan Mei dirilis sejalan dengan perkiraan.Adapun PCE inti pada bulan Mei naik sebesar 2,7 persen (YoY), atau lebih tinggi dibanding estimasi dan data bulan April.Ibrahim menyampaikan fokus pasar minggu ini adalah data ketenagakerjaan utama AS yang akan dirilis hari Kamis.Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menyampaikan tingkat inflasi di Indonesia pada Juni 2025 diperkirakan akan berada pada kisaran 2,2 persen (YoY). Hal itu diestimasikan oleh ING Bank N.V., yang berbasis di Amsterdam, dalam laporan bertajuk Asia week ahead: data to show uptick in inflation in South Korea and Indonesia.Adapun, laporan tersebut menyebutkan bahwa inflasi diperkirakan akan terjadi di sejumlah negara Asia termasuk Indonesia, Filipina, dan Korea Selatan yang antara lain didorong oleh harga minyak yang lebih tinggi.Ibrahim menjelaskan di Indonesia, kontribusi sektor transportasi ke inflasi inti telah turun dan mendekati nol dalam dua bulan terakhir, dengan kenaikan harga minyak global, kontribusi sektor tersebut akan kembali signifikan untuk kenaikan harga.Berdasarkan catatan indeks harga konsumen Mei 2025 mengalami inflasi sebesar 1,6 persen YoY, lebih rendah dari April yang sebesar 1,95 persen maupun dari perkiraan mayoritas ekonom yang sebelumnya meramalkan di angka 1,87 persen, dan inflasi juga lebih rendah dari capaian Mei 2024 lalu yang mencapai 2,84 persen.Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Selasa, 1 Juli 2025 dalam rentang harga Rp16.170 - Rp16.240 per dolar AS.