Ilustrasi Kopi Luwak. Foto: ShutterstockKopi luwak Indonesia menempati posisi eksklusif sebagai salah satu kopi termahal di dunia.Kopi luwak khas Indonesia yang tergolong dalam kategori specialty coffee lantaran cita rasa unik. Proses produksinya pun tidak biasa, biji kopi berasal dari buah kopi yang dimakan oleh musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus).Kemudian dikeluarkan kembali dalam bentuk utuh setelah mengalami fermentasi alami di saluran pencernaannya. Proses biologis tersebut diyakini mengubah komposisi kimia biji kopi sehingga menghasilkan rasa yang lebih halus, lembut, dan kompleks dibandingkan kopi biasa. Karena keistimewaannya, kopi luwak memiliki nilai jual tinggi yang mencapai jutaan rupiah per kilogram di dalam negeri dan ratusan dolar di pasar internasional.Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BMRP) Perkebunan Kementan mengungkap, rata-rata, kopi luwak ekspor dijual sekitar USD 320 per kilogram dan diakui oleh Luxhabitat sebagai salah satu dari enam kopi termahal global pada 2024."Di Jepang, pasar utama kopi premium, harganya bisa mencapai USD 500 per kg. Nilai ini mencerminkan tingginya apresiasi terhadap kualitas dan keunikan produk ini. Harga jual ekspor dari Indonesia pun sejalan dengan tren tersebut," tulis Kepala BMRP Perkebunan Kementan, Kuntoro Boga, dikutip Sabtu (28/6).Ia melanjutkan, Kopi luwak Arabika dijual ke Korea Selatan dengan harga Rp 2.700.000/kg, serta ke Jepang dan Taiwan sekitar Rp 1.600.000/kg. Di dalam negeri, kopi luwak mempertahankan statusnya sebagai komoditas premium dengan harga yang terus meningkat sepanjang rantai distribusi.Di tingkat petani, seperti di Lampung Barat, harga biji kopi luwak basah mencapai Rp 700.000/kg. Sementara di pabrik pengolahan lokal sekitar Rp 600.000/kg. Ketika masuk ke pasar ritel di kota-kota besar seperti Jakarta, harganya bisa melonjak hingga Rp 1.500.000/kg.Sementara itu, di Aceh Gayo, harga berkisar antara Rp 650.000 hingga Rp 1.000.000/kg tergantung bentuk produk. Kenaikan harga dari hulu ke hilir menunjukkan nilai tambah diperoleh tidak hanya dari kualitas bahan mentah, tetapi juga dari proses pascapanen, pengolahan, pengemasan, serta strategi pemasaran yang menargetkan segmen premium. "Fenomena harga ekstrem terlihat jelas di Desa Marangkayu, Kalimantan Timur. Kopi luwak diekspor dengan harga mencapai Rp 5.000.000/kg dan dipasarkan secara domestik di sektor wisata dengan harga Rp 4.250.000/kg," lanjutnya.Jika dibandingkan dengan kopi robusta premium di wilayah yang sama yang hanya dihargai Rp 40.000 sampai Rp 50.000/kg, kopi luwak memiliki nilai hingga 100 kali lebih tinggi. Perbandingan ini menegaskan besarnya potensi ekonomi dari kopi luwak, yang dapat dimaksimalkan melalui strategi branding yang kuat. Kemudian, kemasan eksklusif, serta penguatan narasi budaya dan keberlanjutan yang melekat pada proses produksinya.Kopi luwak Foto: Shutter StockDampak Ekonomi Kopi LuwakLaporan dari Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), menyebut kontribusi kopi luwak terhadap total ekspor kopi nasional diperkirakan sekitar 0,5 persen. Dengan total nilai ekspor kopi Indonesia mencapai sekitar USD 1,64 miliar (sekitar Rp 26,7 triliun) pada tahun 2024, maka nilai ekspor kopi luwak diperkirakan berada di kisaran USD 8 juta hingga USD 10 juta per tahun (setara Rp 130 miliar hingga Rp 163 miliar per tahun)."Tentu kopi ini memiliki nilai tambah ekonomi yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan oleh harga jualnya yang sangat tinggi per kilogram, menjadikannya komoditas dengan margin keuntungan luar biasa," sambungnya.Di tingkat produsen, seperti di Aceh Gayo, pelaku usaha dapat meraih omzet domestik sebesar Rp 100 juta hingga Rp 150 juta per bulan. Sementara satu kali pengiriman ekspor kopi luwak bisa menghasilkan pendapatan antara Rp 1 hingga 5 miliar, tergantung volume dan kualitas. Secara lokal, kopi luwak turut berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi desa. Di Desa Perangat Baru, Kalimantan Timur, produksi kopi luwak dari tanaman yang mampu menghasilkan 5 kg per pohon per dua musim panen memiliki potensi besar, terutama karena harga ekspor mencapai Rp 5 juta per kilogram.Kopi luwak Indonesia diekspor terutama ke negara-negara dengan budaya konsumsi kopi premium, seperti Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Italia, Korea Selatan, Taiwan, dan Tiongkok.Jepang merupakan pasar utama dengan harga jual yang bisa mencapai USD 500/kg. Sementara kafe-kafe di Korea Selatan rela membayar hingga Rp 2,7 juta/kg. Daya tarik kopi luwak di pasar internasional terletak pada keunikan cita rasa, kompleksitas aroma, dan pengalaman konsumsi yang dianggap eksklusif.