PT NETA Auto Indonesia meresmikan diler pertama di Kelapa Gading, Jakarta Utara (9/11). Foto: NETA AUTOZhejiang Hozon New Energy Automobile sebagai induk dari merek Neta Auto dilaporkan terancam bangkrut. Ini setelah perusahaan tengah dihadapkan dengan berbagai macam masalah keuangan hingga utang yang menumpuk.Dilansir Bangkok Post, perusahaan rintisan itu digugat oleh kreditur karena gagal membayar pinjaman yang nilainya mencapai 5,3 juta yuan atau setara dengan USD 730 ribu dan tambahan kewajiban 10 miliar yuan atau USD 1,4 miliar.Situasi merek yang berfokus pada Battery Electric Vehicle (BEV) itu di China sendiri juga terbilang buruk. Sejumlah jaringan penjualan dikatakan telah tutup dan para pekerjanya melakukan aksi protes menuntut gaji yang tertunda sejak November 2024.Tidak hanya domestik, situasi itu juga memperkeruh aktivitas bisnis Neta Auto di Thailand. Jenama tersebut sedang menghadapi permasalahan yang menyangkut layanan purnajual hingga penyediaan suku cadang yang sangat lama.Logo di kantor pusat Neta di China dicopot. Foto: Dok. IstimewaJaringan diler pun menyusut, dari total 60 cabang yang telah beroperasi menjadi hanya 40 cabang. Angkanya kemungkinan semakin kecil mengingat masalah likuiditas yang tengah dialami Neta Auto.Meski Neta Thailand sendiri meyakinkan publik bahwa mereka tetap eksis selama induk di China terus beroperasi. Tetapi pabrikan juga dibayangi denda kepada pemerintah Thailand yang menanti mereka jika tidak dapat memenuhi target produksi dan penjualan.Neta Auto sendiri memiliki fasilitas perakitan di Thailand, sebagai salah satu syarat menerima subsidi pemerintah. Bila produksi dan penjualan tidak mencapai target, maka Neta wajib membayar lebih dari 2 miliar baht atau Rp 998 miliar kepada pemerintah."Jika perusahaan tidak dapat memenuhi persyaratan ini, perusahaan harus mengembalikan dana (subsidi) tersebut," kata Wakil Menteri Keuangan Thailand, Paopoom Rojanasakul.Neta Auto pindahkah kantor pusat di ChinaAktivitas di salah satu pabrik mobil listrik Neta Auto di Tongxiang, China. Foto: Sena Pratama/kumparanBaru-baru ini, salah seorang netizen di China telah mengunggah visual yang memperlihatkan aktivitas orang-orang tengah melucuti logo dan papan nama di kantor pusat Neta Auto Shanghai. Menyisakan bekas samar di fasad gedung.Laporan Car News China, pihak Neta membenarkan pelepasan tersebut dengan alasan masa sewa yang telah habis bulan lalu. Namun, kala itu mereka belum mengungkapkan lokasi kantor baru yang akan digunakan.Neta Auto, yang sebelumnya sempat dijuluki sebagai 'kuda hitam' di antara para perusahaan rintisan kendaraan listrik murni (BEV) China, kini tengah berada di tengah badai krisis kepemimpinan.Beberapa sumber mengkonfirmasi bahwa para pemegang saham dari Hozon Auto yang didominasi oleh perusahaan milik negara, sedang mendorong dilakukannya rapat dewan untuk mencopot Fang Yunzhou dari posisinya sebagai Chairman sekaligus CEO.Aktivitas di salah satu pabrik mobil listrik Neta Auto di Tongxiang, China. Foto: Sena Pratama/kumparanLangkah dramatis ini muncul di tengah berbagai masalah yang melilit perusahaan, mulai dari kerugian besar-besaran, rantai pasok yang terganggu, hingga penghentian produksi pabrik mereka.Fang, yang mendirikan Hozon pada 2014 dan menjadi wakil hukum sejak saat itu, dulunya dianggap sebagai sosok visioner di industri BEV. Namun, kini ia justru menjadi target kritik keras dari para pemegang saham terkait strategi bisnis dan pengelolaan keuangan.Kini, perusahaan memulai proses restrukturisasi sebagai langkah strategis menyelamatkan perusahaan dari krisis utang yang membelit. Proses ini dipimpin langsung oleh pemerintah dan berada di bawah pengawasan Pengadilan Menengah Rakyat Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China.Aktivitas di salah satu pabrik mobil listrik Neta Auto di Tongxiang, China. Foto: Sena Pratama/kumparanLangkah ini disebut sebagai upaya penyelamatan aktif demi memastikan keberlangsungan produksi, pengiriman kendaraan, serta perlindungan hak para mitra, karyawan, dan konsumen Neta di seluruh dunia.Restrukturisasi ini melibatkan sejumlah langkah penting. Di antaranya adalah masuknya tim investasi strategis dan penunjukan CEO baru yang berasal dari kalangan eksekutif otomotif global.Sementara, pendanaan dari investor industri ini nantinya bakal digunakan untuk memulihkan lini produksi, mempercepat riset dan pengembangan, serta memperluas jangkauan pasar internasional.Tim profesional juga telah ditunjuk guna memimpin proses restrukturisasi ini demi memastikan prosedur yang adil dan legal. Fokus utamanya diarahkan pada penyelesaian utang rantai pasokan dan layanan purnajual, sambil meminimalisasi kerugian seluruh pihak terkait.