Dokumentasi intervensi penanganan stunting di Kabupaten Lebak, Banten. (ANTARA)JAKARTA - Masalah stunting masih menjadi perhatian utama di Kabupaten Lebak, Banten. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah daerah menargetkan sebanyak 45.254 Keluarga Risiko Stunting (KRS) dalam pelaksanaan intervensi pada tahun 2025.Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar mempersiapkan Generasi Emas 2045 yang sehat dan produktif.Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, menjelaskan bahwa program intervensi dilakukan melalui Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting atau dikenal dengan nama Program Genting.Menurut Tuti, Program Genting merupakan salah satu dari lima program strategis yang diusung oleh BKKBN dan telah dimulai sejak Januari 2025. Namun, sejauh ini capaian implementasi program masih tergolong rendah.Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar percepatan penurunan angka stunting dapat berjalan optimal di seluruh wilayah Kabupaten Lebak.Program ini bersifat kolaboratif dan melibatkan banyak elemen masyarakat, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), BUMN, sektor swasta, tokoh agama dan masyarakat, institusi pendidikan, serta media. Tuti menegaskan bahwa Program Genting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan gerakan gotong royong yang membutuhkan keterlibatan semua pihak sebagai orang tua asuh bagi KRS.Salah satu bentuk dukungan diwujudkan dalam penggalangan dana yang dikelola oleh Baznas Kabupaten Lebak, kemudian disalurkan kepada relawan Dapur Atasi Stunting (Dahsyat) yang tersebar di seluruh desa.Relawan ini bertugas menyediakan makanan bergizi tinggi dan kaya protein untuk didistribusikan kepada 45.254 KRS, termasuk ibu hamil (4.286 orang), bayi di bawah dua tahun (14.301), dan balita (45.690).Pemberian makanan tambahan dilakukan berdasarkan kebutuhan pemulihan gizi masing-masing, dengan durasi intervensi berkisar antara dua hingga enam bulan."Target kami adalah tidak ada lagi kasus stunting di antara 45.254 KRS di masa mendatang,” ujar Tuti.Sementara itu, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia pada Balitbangda Kabupaten Lebak, Paryono, menyatakan pemerintah daerah berkomitmen penuh dalam menangani stunting. Upaya ini juga sejalan dengan program pengentasan kemiskinan ekstrem, peningkatan pendidikan karakter, dan perbaikan kualitas kesehatan masyarakat.Ia menambahkan keberhasilan program-program kesehatan dan sosial sangat bergantung pada keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat."Kami yakin kolaborasi lintas sektor adalah kunci keberhasilan dalam mewujudkan anak-anak Lebak yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” pungkasnya.