Elon Musk Kritik RUU Pajak Trump: Bisa Hancurkan Jutaan Lapangan Kerja

Wait 5 sec.

Pengusaha Elon Musk berbincang dengan Donald Trump saat pemberian plakat kunci gedung putih di Ruang Oval Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (30/5/2025). Foto: Nathan Howard/ReutersPengusaha Elon Musk mengkritik versi terbaru dari Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak dan belanja Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dirilis oleh Senat AS. Dia menyebutnya sebagai RUU yang “sangat gila dan merusak.”Hal tersebut ia utarakan hanya beberapa pekan setelah orang terkaya di dunia dan tokoh paling berpengaruh ini mengakhiri perseteruan yang dipicu oleh penolakannya terhadap RUU tersebut.“Draf RUU Senat terbaru akan menghancurkan jutaan lapangan kerja di Amerika dan menyebabkan kerugian strategis yang sangat besar bagi negara kita!” tulis Musk dalam sebuah unggahan di X, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (29/6).“RUU ini memberikan subsidi kepada industri masa lalu sambil merugikan secara serius industri masa depan,” lanjut Elon.Sebelumnya, pertikaian yang terjadi antara Elon dan Trump juga sempat berimbas langsung ke bisnis, khususnya Tesla.Awal mula keributan tersebut muncul karena Elon menolak RUU pajak yang didorong oleh Trump. RUU itu mencabut insentif pajak untuk pembelian mobil listrik, dan hal ini jelas jadi masalah besar untuk Tesla. Elon menanggapi, lalu Trump membalas dengan tudingan bahwa Elon kesal karena kehilangan manfaat pajak.Pasar saham langsung bereaksi. Menurut Reuters, saham Tesla anjlok 14 persen pada hari Kamis (5/6). Dalam sehari, nilai pasar Tesla menyusut sekitar USD 150 miliar. Investor pun mulai khawatir soal masa depan bisnis Musk.Elon Musk bersama Donald Trump. Foto: Roberto SCHMIDT/AFP"Politik Elon terus merugikan saham. Pertama, ia memihak Trump, yang membuat banyak calon pembeli Demokrat kecewa. Sekarang ia berbalik melawan pemerintahan Trump," kata pemegang saham Tesla Dennis Dick, kepala strategi di Stock Trader Network.Masalah ini tidak cuma berdampak pada harga saham. Konflik dengan Trump bisa membawa dampak lebih luas ke lini bisnis Tesla, termasuk rencana besar Elon soal robotaxi alias mobil tanpa sopir.Saat itu, Tesla sedang mencoba mewujudkan robotaxi yang bisa jalan sendiri tanpa setir dan pedal. Tapi, untuk bisa diproduksi secara massal, mobil ini harus melewati izin dari Departemen Transportasi AS. Lembaga itu juga sedang menyelidiki sistem “Full Self-Driving” Tesla, menyusul beberapa kecelakaan fatal.