Trump Teken Perintah Eksekutif Cabut Sanksi AS ke Suriah

Wait 5 sec.

Presiden AS Donald Trump bersama Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman dan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa/DOK FOTO White House via Wikimedia CommonsJAKARTA - Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengakhiri sanksi AS terhadap Suriah. Pencabutan sanksi Suriah memungkinkan diakhirinya isolasi negara tersebut dari sistem keuangan internasional. Dilansir Reuters, Selasa, 1 Juli, langkah tersebut akan memungkinkan AS untuk mempertahankan sanksi terhadap mantan presiden Suriah yang digulingkan Bashar al-Assad, rekan-rekannya, pelanggar hak asasi manusia.Sanksi juga tetap diberlakukan terhadap pengedar narkoba, orang-orang yang terkait dengan aktivitas senjata kimia, afiliasi ISIS dan Negara Islam serta proksi untuk Iran.Assad digulingkan pada Desember dalam serangan cepat oleh pemberontak yang dipimpin oleh Islamis. Suriah sejak itu mengambil langkah-langkah untuk membangun kembali hubungan internasional. Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shibani mengatakan pencabutansanksi Suriah oleh Trump akan membuka pintu bagi rekonstruksi dan pembangunan yang telah lama ditunggu-tunggu. Ia mengatakan langkah itu akan "menghilangkan hambatan" terhadap pemulihan ekonomi dan membuka negara itu bagi masyarakat internasional. Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa dan Trump bertemu di Riyadh pada Mei di mana, dalam perubahan kebijakan besar, Trump secara tak terduga mengumumkan ia akan mencabut sanksi AS terhadap Suriah, yang mendorong Washington untuk melonggarkan tindakannya secara signifikan.Beberapa anggota Kongres mendorong agar tindakan tersebut dicabut sepenuhnya, sementara Eropa telah mengumumkan berakhirnya rezim sanksi ekonominya."Suriah perlu diberi kesempatan, dan itulah yang terjadi," kata Utusan Khusus AS untuk Suriah Thomas Barrack.   Gedung Putih mengatakan perintah tersebut mengarahkan Menteri Luar Negeri untuk meninjau penunjukan teroris Hayat Tahrir al-Sham, kelompok pemberontak yang dipimpin Sharaa yang berakar pada al Qaeda, serta penunjukan Suriah sebagai negara pendukung terorisme. Gedung Putih mengatakan pemerintah akan terus memantau kemajuan Suriah pada prioritas-prioritas utama termasuk mengambil langkah-langkah konkret menuju normalisasi hubungan dengan Israel, menangani teroris asing, mendeportasi teroris Palestina, dan melarang kelompok-kelompok teroris Palestina.