Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng (foto: x @varosbr)JAKARTA – DeepSeek, startup kecerdasan buatan (AI) asal China, mengumumkan akan membagikan kode sumber dari lima repositori modelnya kepada publik pekan depan. Langkah ini menegaskan komitmen perusahaan terhadap pengembangan AI berbasis open-source, sebuah pendekatan yang jarang diadopsi oleh perusahaan AI di China maupun di Barat.Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, DeepSeek menyebut keputusan ini sebagai "kemajuan kecil namun tulus" yang akan dibagikan dengan transparansi penuh. "Komponen-komponen dasar dalam layanan online kami telah terdokumentasi, diterapkan, dan diuji dalam produksi," tulis perusahaan tersebut.DeepSeek mengejutkan industri AI global bulan lalu setelah meluncurkan model reasoning open-source R1, yang kinerjanya mampu menyaingi sistem AI Barat dengan biaya pengembangan yang lebih rendah. Berbeda dengan kebanyakan perusahaan AI yang memilih pendekatan tertutup, DeepSeek justru gencar mempromosikan keterbukaan dalam pengembangan AI.Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, dalam sebuah wawancara langka dengan media China pada Juli tahun lalu, mengatakan bahwa perusahaannya tidak mengutamakan komersialisasi model AI. Menurutnya, ada kekuatan soft power dalam open source yang dapat membangun pengaruh luas. "Melihat orang lain mengikuti inovasi kita memberikan rasa pencapaian yang luar biasa," kata Liang."Inovasi open source lebih merupakan perilaku budaya daripada sekadar strategi bisnis. Berkontribusi dalam pengembangan AI terbuka memberikan kami rasa hormat dan pengakuan," tambahnya.Kode sumber yang akan dibagikan oleh DeepSeek pekan depan akan menyediakan infrastruktur pendukung bagi model AI yang telah mereka rilis sebelumnya, memperkuat kerangka kerja open-source yang ada.Terobosan Teknologi dan Popularitas MeledakLangkah DeepSeek ini diumumkan tak lama setelah perusahaan memperkenalkan algoritma terbaru, Native Sparse Attention (NSA), yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi pelatihan dan inferensi dalam model AI berbasis konteks panjang.Sejak peluncuran model reasoning R1, jumlah pengguna DeepSeek mengalami lonjakan pesat. Menurut data Aicpb.com, situs yang melacak perkembangan produk AI di China, DeepSeek kini menjadi chatbot paling populer di negara tersebut dengan 22,2 juta pengguna aktif harian per 11 Januari 2025, melampaui Douban yang memiliki 16,95 juta pengguna.Dengan strategi open-source ini, DeepSeek semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama dalam industri AI global, sekaligus membuka peluang kolaborasi yang lebih luas dengan komunitas pengembang di seluruh dunia.