Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan obesitas sebagai epidemi global. Di Indonesia, kondisi lemak berlebih akibat kelebihan zat gizi ini menjadi ancaman serius, khususnya bagi remaja.Berdasarkan Global School Health Survey tahun 2015, pola makan buruk merupakan faktor terbesar yang mendorong peningkatan kasus obesitas di kalangan remaja. Hal ini termasuk kebiasaan tidak sarapan, kebanyakan konsumsi makanan manis dan berpenyedap, serta minim konsumsi serat, sayur, dan buah.Selain itu, kurangnya aktivitas fisik memperbesar risiko remaja mengalami obesitas. Baca juga: Obesitas pada anak-anak naik dramatis, dan konsekuensi kesehatannya besar - terkadang seumur hidup Obesitas tidak boleh dianggap remeh karena jika dibiarkan dapat meningkatkan risiko remaja mengalami hipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes, hingga masalah psikologis. Lalu, apa yang harus dilakukan remaja untuk mencegah ancaman obesitas?Dalam Ask the Expert terbaru, kami berbincang dengan Sepriani Timurtini Limbong, peneliti dan ilmuwan nutrisi dari Foodagogik.“Intinya dalam satu piring itu, setengahnya kita bagi dua. Lalu, pastikan sepertiganya berisi karbohidrat dan sisanya adalah protein (hewani dan nabati),” ujar Sepriani.Simak videonya di sini:Tonton video-video seputar sains menarik lainnya hanya di channel YouTube dan TikTok The Conversation Indonesia, jangan lupa ikuti dan berlangganan sekarang juga!Klik link di bawah ini:YouTube The Conversation IndonesiaTikTok The Conversation Indonesia