Ilustrasi salju menyelimuti perkampungan di China. (Wikimedia Commons/Chen Wu)JAKARTA - Desa wisata di Provinsi Sichuan, China yang terkenal dengan pemandangan saljunya yang indah, mengatakan mereka menyesal telah menggunakan kapas dan air sabun untuk membuat salju palsu, setelah menuai kritik dari pengunjung dan viral.Dalam sebuah unggahan di akun Wechat resminya pada tanggal 8 Februari, proyek Desa Salju Chengdu mengatakan, selama liburan Tahun Baru Imlek pada akhir Januari, cuaca hangat dan desa salju tersebut tidak terbentuk seperti yang diharapkan.China menghadapi gelombang panas yang lebih panas dan lebih lama serta hujan lebat yang lebih sering dan tidak dapat diprediksi sebagai akibat dari perubahan iklim, demikian peringatan dari biro cuaca negara tersebut."Untuk menciptakan suasana 'bersalju', desa wisata tersebut membeli kapas untuk salju. Tetapi tidak mencapai efek yang diharapkan, sehingga meninggalkan kesan yang sangat buruk bagi para wisatawan yang datang berkunjung," kata proyek Desa Salju Chengdu dalam pernyataan tersebut, melansir Reuters 18 Februari"Mengikuti preseden tahun-tahun sebelumnya, biasanya salju turun di musim dingin. Jadi, kami menyiapkan tempat ini untuk pemotretan terlebih dahulu sambil menunggu salju turun," kata seorang staf kepada Global Times yang dikelola pemerintah."Namun, tahun ini, cuaca tidak mendukung dan tidak turun salju," tambahnya.Foto-foto di Wechat menunjukkan kain wol katun besar berserakan di halaman, hanya menutupi sebagian area berdaun. Lapisan salju tebal tampak menyelimuti rumah-rumah di zona tersebut, tetapi saat Anda mendekat, semuanya terbuat dari kapas, kata seorang netizen."Desa salju tanpa salju," kata pengguna lain."Di era Internet yang berkembang pesat saat ini, tempat-tempat wisata harus beriklan dengan jujur dan menghindari penipuan atau iklan palsu, jika tidak, mereka hanya akan merugikan diri mereka sendiri."Setelah menerima umpan balik dari sebagian besar netizen, area wisata tersebut mulai membersihkan semua kapas salju.Desa tersebut mengatakan "sangat meminta maaf" atas perubahan tersebut dan bahwa wisatawan bisa mendapatkan pengembalian uang. Situs tersebut telah ditutup sejak saat itu.